Di Departemen tempat saya bekerja saat ini, saya memegang sebuah posisi yang bisa dibilang cukup menyebalkan. Yup, layaknya judul tulisan saya yang dimuat di rubrik Percikan majalah Gadis minggu ini, saya dipercaya mengumpulkan dan mengelola uang kas karyawan.
Tentunya ada risiko dan godaan yang harus saya hadapi saat dipercaya memegang uang kas. Risiko pertama tentunya keberanian untuk melakukan penagihan. Beberapa teman di kantor menolak memegang uang kas dengan alasan tak nyaman jika harus melakukan penagihan. Saya sendiri, mungkin karena saat kuliah sudah pernah juga memegang uang kas, maka rasanya tak terlalu canggung jika harus melakukan penagihan. Risiko lainnya, ini membuat saya terlihat seperti debt collector yang ditakuti teman-teman saat gajian tiba.
Nah, adapun untuk godaan, tentunya ini berkaitan dengan uang yang kita pegang. Menyimpan uang kas kadang membuat kita tergoda untuk meminjamnnya saat dompet sedang tipis. Dana cadangan, begitu kadang saya menyebutnya. Sayangnya, meski selalu berusaha mengembalikan uang yang dipinjam ini, entah mengapa saya selalu mendapati kekurangan dalam uang kas yang saya simpan. Entah ini karena saya lupa mengembalikan uang yang sudah dipinjam, atau ada beberapa transaksi yang tak tercatat. Ujung-ujungnya, saya malah harus mengganti kekurangan uang kas tersebut. π
Nah, berangkat dari pengalaman inilah cerpen Bendahara Kelas dibuat. Cerpen ini dikirim tanggal 6 November lalu dan alhamdulillah layak muat. Adapun tata cara dan syarat mengirim naskah Percikan di majalah Gadis (yang saya dapat dari blognya mas Iwok Abqary) adalah sebagai berikut:
- Temanya tentang remaja
- Panjang tulisan 2 halaman folio
- Spasi 2
- Times New Roman, 12pt
- Tulis biodata lengkap di akhir tulisan; Nama, Alamat, Email, No. Telepon, dan Nomor Rekening
- Jangan lupa, sertakan scan halaman pertama dari buku rekeningmu (yang terdapat nomor rekening dan nama pemilik rekeningnya itu lho).
- Kirim via email ke Gadis.Redaksi@feminagroup.com
Wah selamat ya Mbak tulisannya dimuat :)). Salut deh saya Mbak, bagi pengalaman dong, bagaimana sih Mbak kok tetap bisa aktif menulis baik di blog dan menulis untuk majalah, juga selalu muncul di blog teman-teman? Membagi waktunya bagaimana Mbak :hehe.
jiaah, saya juga masih nggak konsisten kok nulisnya. tapi kalau nulis biasanya pas lagi senggang di kantor yang lancar idenya. blogwalking bisa lewat hape. tapi kalau komen juga masih angin-anginan. heu
Baiklah Mbak :hihi, akan coba diterapkan idenya tentang memanfaatkan waktu di kantor :)). Terima kasih, ya.
itu karena saya males banget ngetik di rumah π
Kapan2 bagi tips menulisnya donk mbak. Saya mau tuh kirim-kirim tulisan ke majalah. Siapa tahu lagi beruntung dan bisa dimuat #Ngayal ha ha ha
wah saya juga masih berusaha konsisten nulis, nih. doain moga nanti bisa bikin tips-nya yaa
Iya moga bisa nulis. Amiin. Saya tunggu ya mbak tips-tipsnya
Iya π
Wah selamat tulisannya naik tayang π
iya. makasih, mbak noni π
keren, ih.
alhamdulillah π
wah… mantap lah… udah banyak nongol tulisannya di media
iya. alhamdulillah, mas. tapi masih penasaran sama cerpen anak nih. belum ada yang tembus
wwiihhh,,,keren laahh Na…….
next, kalo nama mu muncul lagi jangan lupa sebutin nama gue dalam ucapan terima kasih ya *sapah lu, emgnyee kata pengantar skripsi*
hahaha. kalau mau nyumbangin ide bisa deh ram nanti gw sebutin nama lo π
Iiiih, akoooh pengin jugaaaak *anaknya gampang pengin* *tapi otak lagi buthek hahahahahah
ahaha.. ayo kirim juga, mbak π
saya juga lagi mandek nulis fiksinya π¦
Selamat mbak. Hebat nih bisa dimuat tulisannya.. AKU mau doong di tularin ilmunya hehe
saya juga masih belajar nih. heu
Wihhhhh…kereeennn…selamat Mbak Ayana…..mau juga niru – niru ah….
ayo kirim juga, mba π
Ping balik: Momen-momen di 2015 | SAVING MY MEMORIES