Nadine memacu mobil ibunya. Setiba di sekolah, setengah berlari ia menuju ruang kelasnya.
“Aku mau bunuh diri,” katanya pada Mr . Bruner yang sedang menikmati jam istirahatnya.
Sang guru tertegun. Salah satu anak muridnya ini memang sedikit berbeda. Ia kadang tanpa ragu mengkritik gaya mengajar Mr. Bruner. Bahkan pernah juga gadis itu melampiaskan kemarahannya hanya karena Mr. Bruner berusaha memberitahu kalau mungkin Nadine lah yang bermasalah. Dan sekarang ia berkata ingin bunuh diri. Oh, well..
Semua ini gara-gara Krista. Sejak Nadine memergokinya bersama Darian, hidupnya mulai berantakan. Krista, gadis manis yang menyapanya saat sedang di kelas dua dan menjadi sahabatnya sejak saat itu. Sahabat satu-satunya. Dan kenapa harus Darian? saudara laki-lakinya yang menyebalkan itu. Sejak kecil Nadine tidak pernah suka pada Darian. Darian sejak kecil sudah populer dan memiliki banyak teman. Sedang dirinya kerap kena bully dan tak memiliki teman. Dan sekarang ia malah mengambil sahabat satu-satunya. Huh!
Nadine bukannya tidak punya penggemar. Erwin Kim, pemuda Korea yang duduk di sampingnya di kelas Sejarah jelas-jelas menunjukkan rasa tertariknya pada Nadine. Nadine juga sudah berusaha berteman dengannya. Mereka pergi ke pasar malam, bahkan Nadine sempat numpang berenang di rumah mewah Erwin. Semuanya tentu saja dilakukan setelah hubungannya dengan Krista renggang. Sayangnya Erwin bukan tipe pemuda yang ingin ia kencani. Ia sangat canggung dan kadang tidak memiliki frekuensi yang sama dengan Nadine dalam hal obrolan.
Adalah Nick, seorang senior di sekolah yang sebenarnya membuat Nadine tertarik. Di luar sekolah, Nick bekerja di sebuah toko hewan. Nadine sudah mengirimkan permintaan pertemanan pada Nick di facebook yang sayangnya tak kunjung diterima. Dan gara-gara bertengkar dengan ibunya, Nadine tanpa sengaja mengirimkan pesan yang begitu mengundang pada Nick. Dan di sinilah dia sekarang. Duduk di hadapan Mr. Bruner sementara gurunya itu membaca pesan tak senonohnya dengan kening berkerut.
“Tolong katakan katakan sesuatu. Kau harus menolongku. Kau bisa sita hapenya atau apapun!” kata Nadine dengan nada memelas. Dia benar-benar merasa putus asa.
“Nadine, mungkin sebaiknya kau istirahat. Belilah yoghurt dan kalau ada apa-apa, kau bisa menghubungiku,” kata Mr. Bruner akhirnya sambil memberikan nomornya pada Nadine.
Nadine pun pergi. Sesuai saran Mr. Bruner, ia pergi ke sebuah supermarket, membeli es krim dan menghabiskannya sambil memikirkan betapa bodohnya dirinya. Ibunya berusaha menghubunginya namun saat ini Nadine sedang tak ingin berbicara padanya. Saat hendak pulang, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Wow, begitu bunyi pesan itu.
Siapa ini? balas Nadine
Nick. Aku sudah membaca pesanmu. Kau mau kita bertemu malam ini?
***
Edge of Seventeen merupakan film drama remaja yang baru saya selesaikan beberapa waktu lalu. Filmnya berkisah tentang seorang gadis yang merasa hidupnya berantakan setelah sahabatnya berpacaran dengan kakak laki-lakinya, Tema dan ceritanya mungkin sudah umum. Dan jujur saya juga agak sedikit tidak suka dengan karakter Nadine di film ini. Film ini sendiri mendapat nominasi Golden Globe untuk Best Actress – Motion Picture Comedy or Musical yang diperankan oleh Hailee Steinfeld.
Judul : The Edge of Seventeen
Produser : James L Brooks, Richard Sakai, Julie Ansel, Kelly Fremon Craig
Sutradara : Kelly Fremon Craig
Skenario : Kelly Fremon Craig
Pemeran : Hailee Steinfeld, Woody Harrelson, Kyra Sedgwick, Haley Lu Richardson, Blake Jenner
Durasi : 104 menit
Produksi : 2016
Nilai : 3/5
Lama juga durasi filmnya ya Mbak. Tengkyu review filmnya. Eh, udah bisa didunlut blm? hehe
Udah bisa kok 🙂
Jadi pengen nonton mba
yuuk dicari filmnya 🙂