Haliling Besantan

Ramadhan tahun lalu, saya dan suami menyempatkan diri mengunjungi area Pasar Wadai yang memang sudah menjadi tradisi di bulan Ramadhan. Saat itu saya sedang ingin mencicipi nasi samin yang kata adik saya enak dan murah. Sayangnya karena datangnya sudah lumayan sore, saya tak mendapatkan nasi samin yang dimaksud. Meski begitu bukan berarti saya pulang tanpa membawa hasil. Namanya pasar, pasti ada saja sesuatu yang menarik kita untuk membeli. Nah, salah satu makanan yang berhasil kami bawa pulang hari itu adalah haliling besantan.

Jadi ceritanya, saat sedang melihat-lihat makanan yang dijual para pedagang, mata saya tanpa sengaja tertumbuk pada sebuah wadah berisi keong-keong dengan kuah santan. Spontan saya hentikan langkah.  “Mas, ada haliling,” kata saya pada suami.

Suami kemudian menghentikan langkahnya dan melihat masakan yang saya maksud. “Wah, aku juga tahu masakan ini. Kamu mau beli?” tanya suami pada saya.

Saya menganggukkan kepala. Kami kemudian menanyakan harga haliling tersebut pada ibu penjual. Si ibu menyebutkan harga yang cukup berhasil membuat saya tersentak. Saya lupa berapa pastinya, namun yang jelas harga yang diberikan cukup mahal. Namun karena sudah cukup lama tidak menikmati haliling saya tetap merogoh dompet dan kami pun membawa pulang seporsi haliling besantan.

Baca lebih lanjut

[Cerpen Adaptasi] Pegawai Senior

tin-02

Ide itu datang dari Rasya. Dia mengatakan padaku kalau sebaiknya kami mencoba memperkerjakan pegawai senior di perusahaan yang baru kami bangun. Senior di sini maksudnya bukan yang berusia tiga puluh sampai empat puluhan. Yang dimaksud Rasya dengan senior adalah mereka yang sudah pensiun dari pekerjaannya.

“Memangnya menurutmu hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan usaha kita?” tanyaku dengan tanda tak yakin. Selama ini aku selalu memiliki pandangan negatif terhadap para orang tua. Bisakah mereka bekerja dengan cepat? Apakah mereka akan mengerti teknologi terbaru?

“Ya siapa tahu saja, bukan? Para pensiunan ini memiliki pengalaman hidup yang lebih jauh dari kita,” kata rekan kerjaku itu dengan sangat yakin.

Aku menggembungkan pipiku tanda sedang berpikir. Sebagai salah satu pemegang saham di perusahaan ini, tentu saja saran dari Rasya tidak bisa diabaikan begitu saja. Apalagi selama ini dia selalu membuktikan insting bisnisnya jarang meleset.

“Hmm.. baiklah kalau begitu. Kau jalankan saja rencanamu itu,” kataku akhirnya.

***

Baca lebih lanjut

[Percikan] Bendahara Kelas

percikan

BENDAHARA KELAS

“Eh, eh, Ibu debt collector datang,” kata Bima pada Arya ketika Putri mendekati mereka. Keduanya kemudian sama-sama mengecek dompet mereka.

“Yah, aku nggak bawa uang lebih hari ini, Put. Besok aja ya,” kata Bima sambil memperlihatkan bagian dalam dompetnya yang kosong melompong.

“Aku juga, Put,” kali ini Arya yang berbicara.

Putri hanya tersenyum mendengar alasan yang diberikan kedua temannya itu. “Ya sudah besok siapin uangnya ya. Kalau nggak aku tagih tiap hari, lho,” kata Putri kemudian sebelum ia beranjak pergi.

***

Baca lebih lanjut

[Lirik Lagu] Yeh Moh Moh Ke Dhaage

Ye Moh Moh ke Dhaage Lyrics Translation | Dum Laga ke Haisha

Movie: Dum Laga ke Haisha

Music: Anu Malik
Lyrics: Varun Grover
Singer: Monali Thakur
Starring: Ayushmann Khurrana
Label: Yash Raj Music

Moh Moh Ke… Dhaage…
These strings of desire
Moh Moh Ke Dhaage…
These strings of desire

Hmm Mmm… Hmm Mmm… (x2)

Yeh Moh Moh Ke Dhaage
These strings of desire
Teri Ungliyon Se Ja Uljhe
Have gone and tangled in Your fingers
Yeh Moh Moh Ke Dhaage
These strings of desire
Teri Ungliyon Se Ja Uljhe
Have gone and tangled in Your fingers
Koi Toh Toh Na Laage
I can’t find a solution
Kis Tarah Girha Ye Suljhe
How to untangle this knot (problematic situation)

Baca lebih lanjut

Ponakan Baru

Aku hamil lagi, begitu isi pesan yang saya terima beberapa hari jelang resepsi pernikahan. Pengirimnya adalah adik saya yang menikah lebih

Kok bisa? tanya saya kemudian. Bukannya apa-apa. Adik saya kala itu masih mengasuh putra sulungnya berusia kurang lebih sepuluh bulan. Rasanya tidak mungkin kalau dia berencana memiliki anak lagi sementara dia masih kerepotan

Nggak tahu juga. Kayaknya aku kecolongan pas mau ganti KB suntik.

Saya hanya ber-oo ria membaca jawaban yang adik saya berikan. Maklumlah, saya tak terlalu mengerti soal per-KB-an ini karena belum menggunakannya.

Udah kasih tahu mertua? tanya saya lagi. Setelah menikah, adik saya tinggal bersama mertuanya yang rumahnya tak terlalu jauh dari kami.

Belum. Nanti dulu, deh. Jawabnya lagi.

Begitulah percakapan itu berakhir.

***

Baca lebih lanjut