Tips Mengkonsumsi Obat Herbal

Kesehatan merupakan salah satu nikmat dari Allah yang wajib kita syukuri. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan baik itu dengan menjaga pola makan dan juga olahraga. Namun adakalanya kita tetap ditakdirkan untuk jatuh sakit dan harus melakukan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

Saat mendapati tubuh kita sakit, maka obat menjadi menjadi pilihan bagi kita untuk mengobatinya. Ada yang memilih pengobatan modern atau jalur farmasi, namun ada juga yang lebih memilih menggunakan pengobatan tradisional atau herbal yang diyakini tak kalah manjur untuk menyembuhkan penyakit. Misalnya mengkonsumsi jintan hitam untuk menurunkan kolesterol atau rajin mengkonsumsi madu untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dalam dunia pengobatan, penggunaan obat herbal memang bukan hal yang baru dan masih diizinkan karena memang bahan-bahan herbal ini memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Namun tentunya ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih obat herbal yang ingin dikonsumsi untuk menyembuhkan penyakit kita. Hal-hal tersebut antara lain:

Pastikan obat sudah terdaftar di BPOM

Untuk memastikan produk herbal yang dikonsumsi tentunya kita harus memastikan produk tersebut terdaftar di BPOM yang merupakan lembaga yang akan menguji produk herbal tersebut aman atau tidak.

Cek tanggal kadaluarsa produk herbal

Tak jauh berbeda dengan konsumsi makanan dan obat lainnya, dalam mengkonsumsi obat herbal kita juga harus memperhatikan tanggal kadaluarsa produk agar tidak sampai mengalami keracunan obat.

Perhatikan testimoni pengguna lain

Hal lain yang juga menjadi pertimbangan dalam mengkonsumsi obat herbal adalah mencari testimoni pengguna lain terkait obat herbal yang dikonsumsi, misalnya testimoni mosehat untuk asam urat yang pastinya akan membantu dalam memilih obat herbal yang diperlukan untuk mengobati asam urat.

Perhatikan efek samping yang mungkin terjadi

Dalam mengkonsumsi obat herbal juga perlu diperhatikan efek samping yang akan terjadi. Meski obat herbal berasal dari bahan alami, namun bahan herbal juga bisa memiliki efek samping terutama jika kita mengkonsumsinya tidak sesuai dengan takaran atau ketentuan. Karena itu penting sekali sebelum mengkonsumsi obat kita mencari informasi dan testimoni sebanyak-banyaknya seperti testimoni Mosehat untuk obat herbal.

Itulah dia beberapa tips yang bisa saya berikan terkait konsumsi obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit. Semoga bermanfaat!

Hadiah dari Ayah untuk si Kecil

“Dede-nya di mana?” tanya seorang kawan saat ia datang di syukuran akikah Yumna, anak perempuan saya dan suami.

Saya kemudian menunjuk sebuah box setinggi 1,5 meter dengan kelambu berwana jingga yang berada di salah satu sudut ruangan.

“Loh, ini box bayi, ya? Kirain lemari apa tadi,” kata teman saya tanpa bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia kemudian segera menghampiri box tersebut dan menyapa putri saya yang sedang tertidur.

“Bikin sendiri?” tanyanya lagi setelah kembali duduk bersama saya.

Saya menganggukkan kepala. “Ayahnya yang bikinin,” kata saya kemudian.

“Wah keren euy bisa bikin yang seperti ini.”

Saya hanya tersenyum mendengar perkataannya. Pikiran saya pun kembali ke masa proses pembuatan box bayi untuk Yumna.

img_20161210_153831.jpg

Pembuatan badan box bayi

Baca lebih lanjut

Balada ASI untuk Yumna

“Ngejan satu kali lagi, ya. Ini kepalanya sudah kelihatan,” begitu kata bidan pada saya di malam kelahiran Yumna. Saat itu entah sudah kali berapa saya mengerahkan kekuatan untuk mengejan. Setiap kali proses mengejan dimulai, saya selalu diingatkan untuk tidak memejamkan mata dan konsentrasi menatap bagian perut. Suami juga tak ketinggalan memberikan kekuatan dengan membisikkan kata-kata positif pada saya.

Untuk kali ini, sesuai aba-aba, saya pun mengumpulkan kekuatan kembali untuk mengejan ketika kontraksi terasa. Nah, saat mengejan ini, tiba-tiba saya mendengar ada sesuatu yang digunting. Rupanya Bu Bidan berinisiatif menggunting bagian perineum saya agar bayi bisa segera keluar. Hanya selang beberapa detik dari pengguntingan, keluarlah sesosok bayi mungil yang selama 9 bulan saya kandung. Suara tangisnya langsung memenuhi ruangan tempat saya bersalin.

Setelah dibersihkan, saya langsung meminta agar dilakukan IMD. Seorang bidan kemudian meletakkan bayi saya di dada saya. “Wah ini putingnya datar. Coba tarik biar bisa keluar,” kata bidan saat melihat payudara saya. Seorang asisten bidan kemudian menarik puting payudara saya dan meletakkan mulut bayi saya di sana. Jujur saya agak kecewa dengan keadaan ini. Sebab yang saya tahu, dalam proses IMD, bayi dibiarkan mencari sendiri puting ibunya.

Baca lebih lanjut

Cerita Kelahiran Yumna

“Dede nanti lahirnya sebelum tanggal 30 aja ya” begitulah obrolan yang kerap saya bisikkan pada bayi saya saat masih dalam kandungan beberapa waktu lalu. Sejak awal saya memang berharap bisa melahirkan pada pertengahan Desember meski HPL menunjukkan saya idealnya melahirkan di akhir Desember. Alasan utama yang membuat saya ingin melahirkan di pertengahan bulan adalah karena ayahnya lahir di pertengahan Desember, jadi saya berharap anak kami tanggal lahirnya tak jauh dari ayahnya. Selain itu, bobot perkiraan bayi yang lumayan besar membuat saya rada keder kalau harus melahirkan di usia kehamilan 40 minggu.

Atas keinginan ini, saya pun mengambil cuti tepat di pertengahan Desember. Dengan harap-harap cemas, saya pun menjalani minggu 38 kehamilan. Kapan ya kira-kira keluar tanda-tanda akan melahirkan seperti flek atau kontraksi? Begitu yang saya pikirkan setiap harinya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian mulai menunjukkan jawabannya pada Senin malam tanggal 19 Desember. Saat itu entah kenapa saya tiba-tiba merasakan kram pada perut bagian bawah. Sebenarnya kalau kram perut ini sudah cukup sering saya rasakan di minggu 37 kehamilan. Namun untuk kali ini kram yang rasakan sedikit berbeda dari biasanya. Saya pun berinisiatif ke kamar mandi untuk melakukan pengecekan. Benar saja. Ada flek di celana dalam saya. Saya pun segera memberi tahu ibu dan suami yang sedang sibuk menyelesaikan box bayi untuk calon anak kami nanti.

Baca lebih lanjut