Kenangan Mr. Radio Rusak

Saat itu saya duduk di kelas 3. Entah mengapa ada sosok teman satu kelas yang menarik perhatian saya. Sebut saja namanya B. Rambutnya cepak dengan wajah manis. Dia duduk di bangku di hadapan saya. Kalau boleh dikata si B ini termasuk dalam deretan cowok gaul di sekolah kami.

Karena sifat saya yang tertutup, saya tak memiliki banyak teman di SMA. Baik itu laki-laki atau perempuan. Pun dengan si B ini saya tak terlalu banyak berinteraksi. Mungkin satu-satunya alasan saya menyukai dia adalah karena kelakuannya yang agak gila di mata saya.

Saya pun menceritakan ketertarikan saya pada sahabat sekaligus teman sebangku. Dia jelas terkejut dengan pengakuan saya. “Ya ampun! Kok bisa kamu naksir dia. Suaranya cempreng gitu. Kayak radio rusak,” begitu kata sahabat saya.

Saya tertawa mendengar komentar sahabat saya. “Haha. Bisa aja kamu nyebut dia Radio Rusak,” kata saya.

“Eh tapi kayaknya lucu juga kalau kita nyebut dia Radio Rusak. Jadi nggak ada yang ngeh siapa yang kutaksir,” kata saya lagi setelah berpikir sejenak. Maka sejak saat itu kami sepakat menyebut cowok gebetan saya dengan nama Radio Rusak atau R2.

Layaknya cinta terpendam saya yang lain, hal yang saya lakukan selama naksir si R2 adalah memandanginya dari kejauhan atau tersenyum sendiri saat melihat kelakuan gilanya. Yah hal yang mungkin juga dilakukan oleh sejuta gadis lainnya. Sampai kemudian sahabat saya mengajukan sebuah tantangan.

“Ungkapkan perasaanmu di hari perpisahan nanti,” begitu kata sahabat saya.

Saya terdiam. Saat itu boro-boro nembak cowok duluan. Pacaran saja saya belum pernah. Wong selama itu juga saya tahunya cuma naksir diam-diam. Jika tantangan itu saya sanggupi, maka ia akan menjadi salah satu hal tergila yang saya lakukan di masa SMA.

“Oke. Nanti aku akan bilang sama dia pas perpisahan,” jawab saya akhirnya.

Hari perpisahan kami pun tiba. Di masa itu, perpisahan siswa kelas 3 masih diadakan dengan sederhana di sekolah. Para siswa berkumpul di halaman sekolah yang sudah disulap menjadi panggung mungil. Beberapa siswa menyumbangkan lagu untuk memeriahkan acara perpisahan kami. Sambil menunggu acara selesai, saya menyusun kata-kata yang tepat untuk dikirimkan kepada Radio Rusak.

“Jadi kan hari ini mau bilang ke Mr. R2?” tanya sahabat saya di sela-sela penampilan band sekolah.

“Iya, jadi. Tapi nanti aku pinjam hape, ya?” jawab saya. Ya, meski nekat menyanggupi tantangan yang diberikan, nyatanya saya tak cukup berani untuk mengungkapkan perasaan secara langsung pada B.

Akhirnya, tepat di saat seluruh acara sudah digelar, dengan bermodalkan ponsel milik sahabat saya, terkirimlah sebuah SMS pengakuan dari saya.

Hi, B, ini aku A. Lewat SMS ini aku mau bilang kalau aku suka sama kamu.

Sent.

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam “Give Away Nostalgia Putih Abu-abu”.

39 pemikiran pada “Kenangan Mr. Radio Rusak

  1. Aaah manis banget Mbak kenangannya. Tapi sayang banget tidak dibalas… mudah-mudahan sempat dibaca ya Mbak SMS-nya.
    Ada petunjuk soal di mana ia ada sekarang dan apa kabarnya?

  2. Aaaakh, nostalgia yang manis 😀 emang rasa suka itu harus diungkapin kok biar nggak ngganjel wkwkw 😀 akhirnya kamu berani ngungkapin juga 😀 besok aku juga harus berani ngungkapin rasaku juga ah ke someone :’)

Tinggalkan komentar