Tadi malam, saya dan orang rumah menikmati makan malam di Pondok Bahari, sebuah rumah makan yang terletak di kawasan Siring Piere Tendean kota Banjarmasin. Mengusung menu masakan tradisional, rumah makan yang buka 24 jam ini selama beberapa tahun sukses menarik perhatian pengunjung, termasuk saya tentunya.
Hal pertama yang menarik dari Rumah Makan Pondok Bahari mungkin adalah konsepnya yang buka 24 jam. Selain itu, pemilihan bangunan yang merupakan rumah adat Banjar juga menjadi salah satu faktor yang menjadikan rumah makan ini berbeda dengan rumah makan lainnya. Lucunya, meski bangunannya asli Banjar, pengunjung akan merasakan nuansa oriental dengan adanya sebuah patung boneka kucing raksasa yang (dulunya) dipajang di bagian depan rumah makan. Untuk sekarang patung kucing raksasa itu dipindah ke dekat musala untuk mengakomodasi mobil dan motor yang parkir.
Untuk bagian dalam rumah makan sendiri bisa dibilang sangat nyaman. Di rumah makan ini seluruh tempat duduk disiapkan secara lesehan, membuatnya terasa seperti makan di rumah sendiri. Beberapa lukisan dipajang untuk menghiasi dinding. Selain itu sebuah taman kecil dengan kolam juga dibuat untuk lebih memperindah ruangan.
Biasanya saya dan suami datang ke sini untuk menikmati sop buntut yang juga disediakan di rumah makan ini. Nah, berhubung tadi malam makannya berempat, maka menu yang dipilih tentu lebih variatif. Suami tetap setia dengan sop buntutnya, ibu saya memilih bebek gurih cabe hijau plus sayur pecel, saya memilih bebek goreng bahari, sedang adik bungsu memilih ayam goreng bahari.
Untuk urusan rasa sendiri, bisa dibilang variatif. Sop buntut yang dipesan suami rasanya termasuk juara. Kuahnya kental dan bumbunya cukup terasa. Adapun bebek goreng yang saya pesan ternyata rasanya manis, berbeda dengan bebek gurih yang dipesan ibu saya. Sambal kacang untuk sayur pecel rasanya juga terlalu manis untuk lidah saya. Sedangkan untuk sambal, yah, kalau menurut saya sih kurang nendang.
Selain makanan tradisional Banjar, Pondok Bahari juga menyediakan beberapa cemilan seperti kentang goreng, sosis bakar dan roti bakar, dan beberapa menu lainnya yang mungkin sudah sering kita temukan di tempat lain. Pun untuk minuman, selain menu standar es teh dan jus, Pondok Bahari juga menyediakan es kelapa dan capucino dalam daftar menunya.
Nah, bicara soal harga, bisa saya katakan harga yang ditawarkan rumah makan ini cukup bersahabat dan wajar. Tentunya ini tergantung makanan yang kita pesan. Sop buntut yang dipesan suami saya harganya tiga puluh lima ribu, adapun bebek harganya dua puluh lima ribu. Nah, kalau misalnya pesannya udang galah, baru deh harganya bisa mendekati ratusan ribu.
Dengan modal tempat yang nyaman, harga bersahabat plus rasa makanan yang cukup enak, jelas tidak heran kalau Pondok Bahari ini selalu ramai dikunjungi pengunjung.
- papan nama rumah makan
- daftar menu
- suasana rumah makan
- penampakan kasir
- taman kecil dengan kolam
- ruangan yang satu lagi
- wastafel
- sop buntut
- bebek
- bebek gurih
- ayam goreng
- pecel
Tempatnya keliatan bersih ya
iya, Mbak Noni. Tempatnya bersih 🙂
Beuh, kalau udang memang akan jadi mahal banget ya Mbak :hehe :peace. Tapi menarik juga ketika tahu banyak makanan khas di sana, jadi bisa icip-icip banyak makanan yang unik-unik :hehe. Soal harga, selama sepadan dengan porsi, kayaknya bisa jadi favorit nih :hehe. Sip, Mbak!
Selain soto Banjar, di sini juga ada lontong dan ketupat Kandangan. Kalau ada rezeki ke sini bisa dicobain deh tempat ini. heu
jadi pengen juga nih makan bareng2 sama seluruh anggota keluarga
iya, mas rifki. sekali-sekali ajak ibu buat makan di luar rame-rame. biar nggak bosan sama masakan sendiri. hehe
Nanti aku diajakin ke sana ya mba Yana ^^
insya Allah, yan 🙂
Wuaaaaa aku lapar lihat foto makanannya
😀
Nikmat sekali rasanya bila makan dgn suasana kebersamaan. 🙂
Penampakan kuah pecelnya kok agak hitam ya?
Wah di dalamnya bersih ya.
Iya mas memang agak hitam kuah pecelnya. Kebanyakan gula merah kayaknya. Makanya rasanya manis
huaa lapar
udang galah beneran mahal ya
jadi pengen soto banjar
Udang galah mah iya pasti lapar. Yana bilang gak ke pemilik kedai makan ini kalau warung makannya diendrose sama Yana? 😀
nggak bilang ke pemiliknya, mbak. nggak tahu juga yang mana pemiliknya. heu
Waaah… sop buntutnya itu lho… kayaknya menu ini pula yang saya pilih bila kemari 🙂
iya, sop buntutnya maknyus, mas 🙂
Beberapa kali ke Banjarmasin, tapi saya belum pernah mampir ke Pondok Bahari di kawasan Siring Piere Tendean ini 😦
nanti kalau ke sini lagi, coba mampir ke situ ya, Mas 🙂
wah bisa jadi alternatig wiskul kalau ke banjar nih 🙂
Kapn yak ke banjar lagi 😀 #nanyamadirisendiri
Semoga satu saat bisa ke sini lagi ya, von. Banjarmasin sekarang makin berbenah kotanya 🙂