Ketika buku ditagih

Kemarin sore, sebuah sms masuk ke ponsel saya. Isinya sebagai berikut:

“Selamat siang mba Antung. Maaf menganggu. Tolonglah buku yang dipinjam dikembalikan. Taman bacaan G*** DPR.”

Selama bertahun-tahun menjadi pelanggan tetap di taman bacaan tersebut, ini adalah pertama kalinya saya mendapat sms penagihan tersebut. Entah ini adalah kebijakan baru atau pihak taman bacaan ingin lebih memperketat sistem peminjaman sehingga sms tersebut dikirimkan. Namun kalau boleh jujur adanya sms penagihan seperti yang saya dapat kemarin cukup membuat saya terkejut.

Berdasarkan pengalaman saya sewaktu bekerja di taman bacaan dulu, jangka waktu peminjaman untuk sebuah novel/komik adalah sekitar 2 sampai 3 hari. Jadi logikanya semakin banyak buku yang dipinjam maka jangka waktu peminjaman akan semakin lama. Untuk komik, jangka waktu 2 sampai 3 hari tersebut jelas bukan masalah. Namun jika yang dipinjam adalah novel, maka biasanya jangka waktu 2/3 hari itu akan molor hingga satu minggu.

Meski begitu tetap saja ada peminjam yang lalai dalam mengembalikan buku-buku yang dipinjamnya. Ada yang baru mengembalikan buku setelah beberapa minggu hingga hitungan bulan. Selaku petugas penjaga rental, sudah jadi kewajiban saya untuk menagih buku-buku yang belum dikembalikan. Biasanya kalau si peminjam memberikan nomor ponselnya, maka saya akan menghubungi lewat sms/telepon. Namun kebanyakan nomor yang diberikan tersebut tidak bisa dihubungi hingga akhirnya mau tidak mau saya harus mendatangi kediaman si pemilik. Adapun untuk mereka yang terbilang sebagai langganan, maka kadang sistem penagihan ini tak berlaku. Apalagi jika orang tersebut memang selalu mengembalikan buku yang dipinjamnya meski selalu terlambat. Paling-paling mereka kena denda saat pengembalian buku tersebut, itupun kadang bayarnya tidak sesuai perhitungan.

Nah, mungkin karena pernah bekerja di taman bacaan inilah maka pemikiran saya masih seperti saat saya bekerja dulu. Saya tahu bahwa novel tak bisa diselesaikan dalam hitungan jam layaknya komik dan jelas tak mungkin mengembalikan 3 buah novel dalam waktu 3 hari misalnya. Maka saya pun mentoleransi diri saya sendiri dan saya berharap pihak rental buku memberikan toleransi yang sama. Toh saya sudah bertahun-tahun menyewa buku di tempat itu dan selalu mengembalikan buku yang saya pinjam dalam keadaan baik, meskipun telat.

Mengenai SMS yang saya terima kemarin, hal lain yang membuat saya kaget dan kalau boleh dibilang cukup tersinggung adalah sms tersebut dikirimkan satu minggu setelah saya meminjam. Ada 3 buah buku memang, yang kalau dihitung waktu peminjamannnya adalah satu minggu. Namun jika membaca SMS yang diberikan, saya kok mendapat kesan seolah buku-buku tersebut sudah saya pinjam selama berbulan-bulan? Padahal para penjaga rental buku tersebut sudah cukup hafal dengan wajah saya dan saya yakin mereka juga hafal dengan kebiasaan saya. Jujur kalau boleh memilih saya lebih senang didenda ketimbang dapat kiriman sms seperti itu.

Akhirnya sorenya saya mengembalikan ketiga buku tersebut. Dan berhubung saya masih sedikit tersinggung (atau mungkin malu) dengan sms yang dikirimkan, maka saya langsung meninggalkan rental tersebut tanpa bertanya macam-macam lagi. Saya tak tahu apakah masih akan menyewa buku di rental tersebut. Sebab tidak bisa dipungkiri rental buku tersebut sudah seperti oase atas kesukaan saya akan buku. Yah, mungkin sudah saatnya saya membuka sampul buku-buku baru yang saya tumpuk di rumah.