Sejak mengalami pergantian dari ustadzah Ihsan ke Ustadz Zainudin, beberapa peraturan dibuat untuk lebih mendisiplinkan para peserta tahfidz. Peraturan tersebut melingkupi kehadiran minimal dalam tiap bulannya, serta kewajiban menyetor tiap kali pertemuan. Adanya peraturan baru ini disebabkan oleh minimnya absen peserta selama diasuh oleh ustadzah Ihsan. Ada yang hanya hadir beberapa kali dalam satu bulan bahkan ada yang tidak hadir selama satu bulan penuh namun tetap bersedia membayar iuran bulanan.
Memang ketika diasuh oleh Ustadzah Ihsan dahulu, kami para peserta tahfidz terkesan lebih santai dan seenaknya dalam menyetor hafalan. Bagi yang kuat kemampuan menghafalnya, kadang cukup rajin untuk datang seminggu dua kali untuk menyetor. Namun bagi mereka yang mungkin terlalu sibuk untuk menghafal, kadang hanya hadir dua minggu atau bahkan satu bulan sekali. Belum lagi waktu itu penyetoran hafalan dilakukan di rumah ustadzah dan bukannya di ma’had yang semakin memperlonggar peraturan.
Dengan adanya peraturan baru ini, memang terlihat sedikit peningkatan absen dari bulan-bulan sebelumnya. Kalau dulu waktu bersama Ustadzah Ihsan kadang peserta yang datang dalam pertemuan hanya 1 hingga 5 orang, maka ketika peraturan baru diberlakukan, setiap kali pertemuan biasanya dihadiri lebih dari 5 orang.
Meski begitu, hal yang sama mungkin tidak berlaku pada penyetoran hafalan. Memang ada beberapa peserta yang konsisten untuk menyetor tiap kali pertemuan (terutama mereka yang baru menghafal juz 30), namun tetap saja ada peserta tahfidz yang keteteran dan datang hanya untuk melengkapi absen dan murajaah surah yang sudah dihapal sebelumnya.
Memang tak bisa dipungkiri semakin bertambah surah yang dihafal maka akan semakin berat saja beban hafalan seseorang. Pertama dia harus menghafal surah baru, namun di lain pihak dia juga harus tetap mengulang lagi surah yang sudah dihafal lagi sebelumnya. Masalahnya kadang saking konsentrasinya menghafal surah baru, kadang surah yang lama terlupa begitu saja. Belum lagi jika surah-surah baru ini bacaannya kurang familiar di telinga dan panjang-panjang, pasti rasa frustasi akan bertambah.
Nah, biasanya jika sudah frustasi dengan hafalan yang mandek ini, terbersit keinginan untuk istirahat saja, seperti saya saat ini. Sebenarnya ini bukan kali pertama saya merasa lelah. Bahkan bisa dibilang tiap kali bertemu dengan surah baru yang kelewat susah dihafal saya selalu merasa seperti ini. Lelah dan ingin menyerah. Semoga saja seperti yang sebelumnya, saya bisa melewati rasa lelah ini.
semangat lah antung..
Makasih, mba tin. Ini lagi mengumpulkan semangat
Semangatttttt
Yup! Makasih, mba noni 🙂
Subhanallah …
Good luck untuk hafalannya ya Ay 😀
Iya nih. Makasih yaa 🙂
wah, kaka bisa hapal qur’an…….
Masih sedikit juga yang dihafal, yisha 🙂
amiiin…sukses untuk hafalannya
salam kenal 🙂
Salam kenal juga. Makasih doanya 🙂
Subhanallah, aku baru tau Ayana menghafal Al-Quran. Tetap semangat ya, Ayana ^^
Masih belajar juga, mba lulu. Nggak ada target khusus sih. Hehe. Makasih doanya
bisa juga kan bikin cepet dan nambah hapalanny 🙂
iya, memang peraturan yang baru ini lumayan bikin cepat nambah hapalan. hehe