Keyword : salju, cerpelai, polkadot, gula-gula, pasar malam, pohon pisang
Aleza tampak sangat gembira hari ini. Sejak matahari menampakkan sinarnya, gadis berusia empat belas tahun itu tak henti-hentinya bersenandung. Wajahnya berseri-seri, sesekali tubuhnya bergoyang kesana-kemari seolah-olah sedang mengikuti irama lagu yang dinyanyikannya.
Wajar saja jika Aleza sangat gembira. Hari ini ayahnya akan pulang, setelah hampir satu bulan lamanya meninggalkan rumah untuk melakukan perjalanan bisnis. Ayah Aleza berprofesi sebagai pedagang. Setiap tiga bulan sekali ia dan para lelaki lain di Asfaris akan melakukan perjalanan ke negara tetangga. Mereka biasanya membawa berbagai macam kain tenun yang diolah di pabrik-pabrik kecil di Asfaris, untuk ditukar dengan beberapa keping uang logam atau berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya.
“Roxxyy!! Apa yang kau lakukan?!!”
Aleza sedang asyik memotong-motong wortel ketika seekor cerpelai secara tiba-tiba hinggap di bahunya. Tubuhnya berwarna seputih salju dengan sedikit warna hitam pada bagian ekornya. Aleza menemukan cerpelai tersebut lima tahun lalu saat sedang berjalan-jalan di kebun ayahnya. Dalam sekali pandang ia langsung jatuh cinta pada binatang tersebut. Roxy pun dibawa pulang dan sejak saat itu ia sudah seperti saudara Aleza.