Semenjak Ranti sahabatnya menikah, kehidupan Nayla terasa semakin membosankan saja. Ia merasa kehilangan teman tempatnya berbagi. Tak ada lagi makan siang yang diselingi obrolan ringan. Atau belanja gila-gilaan yang membuat kaki terasa penat. Hingga memanjakan diri di salon favorit mereka. Semuanya kebiasaan itu mendadak hilang. Apalagi Ranti menikah tanpa proses pacaran yang cukup lama. Sehingga bisa dibilang Nayla tak memiliki cukup persiapan akan kehilangan waktu dari sahabatnya itu.
Bukannya Nayla marah pada Ranti karena tak bisa lagi menemaninya. Sudah menjadi kewajiban Ranti untuk mengikuti suaminya kemanapun ia pergi. Nayla pun berusaha mengerti akan hal itu. Namun tetap saja rasa kesepian itu muncul di hati Nayla, yang pada akhirnya membuatnya merasa menyesal tak memiliki banyak teman.
Untuk mengobati rasa kesepiannya tersebut, Naylamemutuskan untuk lebih membuka diri. Dia mulai bergabung dengan teman-teman di kantornya. Namun mungkin karena terlalu lama bergaul dengan Ranti, membuat Nayla kesulitan untuk bergabung dengan mereka. Lagipula dia tak tahan jika harus mendapatkan pandangan, “setelah sahabat nikah, baru deh ngelirik kami.” Akhirnya Nayla pun memutuskan untuk meninggalkan kelompok tersebut dan menenggelamkan diri dalam kesendiriannya.