Hari Minggu lalu (17/02), saya dan dua orang teman berangkat ke Banjarbaru untuk mengikuti acara Workshop Kepenulisan yang diadakan di kota Banjarbaru.Tema dari acara tersebut sendiri adalah “Berkarya dan Menginspirasi”, yang merupakan hasil kerja sama antara Gramedia dengan pihak FLP Banjarbaru.
Acara dimulai sekitar pukul 09.00. Pada slot pertama, diisi dengan acara talk show bersama 2 orang narasumber dari Gramedia. Kepada para peserta kedua narasumber ini membagikan materi seputar buku-buku yang diterbitkan Grup Gramedia.
Usai talk show, giliran narasumber kedua, Pak Ersis Wahab Abbas yang mengisi acara. Dengan gayanya yang blak-blakan, Pak Ersis -yang sudah menelurkan puluhan buku ini- membagikan materi seputar menggali ide. Tanya jawab cukup ramai terjadi pada sesi beliau ini.
“Selesaikan tulisanmu terlebih dahulu! Mereka yang gemar menumpuk tulisan tak selesai adalah orang yang payah!”.
Begitulah kira-kira jawaban beliau ketika seorang peserta bertanya tentang ide baru yang muncul di saat dia sedang menulis. Ucapan beliau ini rasanya benar-benar menohok diri saya. Bagaimana tidak, sebagai penulis pemula, saya termasuk dalam golongan mereka yang sering tak menyelesaikan tulisan yang sudah dimulai. Bukan tanpa sengaja tentunya, mengingat kebuntuan selalu saja hadir saat saya memulai tulisan tersebut.
“Karena itulah pentingnya persiapan dalam menulis. Tulislah ide dalam pikiran,” tambah Pak Ersis lagi pada penanya tersebut.
Maksud dari menuliskan ide dalam pikiran ini adalah, saat memiliki sebuah ide, maka kita sebaiknya kita menyusun ide tersebut secara lengkap dalam otak kita, mulai dari awal hingga akhir. Dengan begitu, saat kita menuangkan ide tersebut ke atas kertas (atau keyboard), resiko terjadinya kebuntuan bisa dikurangi.
Selain berbagi materi soal menggali ide dalam menulis, pak Ersis juga menekankan pentingnya membaca bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Nah, kalau untuk yang satu ini saya setuju sekali!
Di slot ke tiga, giliran mba Nurul Asmayani yang memberikan materinya. Bisa dibilang materi yang diberikan mba Uul tak jauh berbeda dengan pemateri sebelumnya. Hanya saja, untuk tambahan, Mba Uul membagikan ilmu seputar kerangka tulisan. Hal ini mengingat tujuan dari workshop yang diadakan hari itu adalah agar para pesertanya berhasil menelurkan sebuah buku. Dan memang, untuk menulis sebuah buku keberadaan outline atau kerangka karangan merupakan sebuah hal yang cukup mendasar.
“Kalau untuk cerpen mungkin masih bisa tidak pakai kerangka. Tapi untuk menulis novel atau buku, adanya kerangka karangan bisa sangat membantu,” begitu kira-kira kata Mba Uul.
Lalu bagaimana jawaban Mba Uul ketika (lagi-lagi) ada yang bertanya tentang ide yang muncul di saat kita sedang menyelesaikan sebuah tulisan, “Tulis aja dulu idenya. Tapi tetap selesaikan dulu tulisan yang ada.” 🙂
Berikut adalah sedikit foto yang bisa saya ambil dalam kegiatan hari itu.
Senang ya yg bisa ikut workshop itu , kebayang banyak masukan ttg dunia menulis 🙂
iya, mba. bisa dapat banyak ilmu 🙂
ayo selesaikan tulisan… *lirik file tulisan gak jadi*
Ayooo!
semangat!!
ca yo!!
Wah, harus ublek2 file tulisan yang belum jadi nih .. 😀
hehe. punya saya juga banyak banget yang belum selesai, mas 🙂
tambah lagi satu anggota yang payah! Habis kata pakarnya, kalau ada ide langsung ditulis keburu hilang. Jadi di hape cukup banyak tuh item tugas2 yang belum selesai juga…… Payah memang ya…
diselesaikan satu-satu, dok. jadi nggak payah lagi. hehe
kalau saya sih nangkapnya ide itu baiknya disimpan dulu di kepala sampai lengkap. kalau udah lengkap baru deh ditulis. pasti bakal lancar. sayangnya saya masih belum bisa gitu 😀
kesan yang kutangkep di foto kog bukan workshop ya.. tapi pengajian..
hehe. Anggota FLP memang banyak yang anak pengajian, mba tin 😀
pengajian itu kan workshop juga, mbak Tin. Dibalik juga bisa: workshop = pengajian…:-D
Mau nyusul mbak yana rajin nulis 🙂
saya juga masih malas-malasan, mba indri 😀
Kalo gak selesai tulisan, memang payah… nulis kok nanggung 🙂
bener, mas iwan percuma kan ya nulis banyak-banyak tapi ga ada yang selesai
bener, mas iwan. percuma kan ya nulis banyak-banyak tapi ga ada yang selesai
workshop? jd ada tulisan yg dikumpul dan dinilai di sana? ^^
workshop berlanjut jadi semacam kelas di fb, mba. ada tugas-tugas yang harus dikerjakan selama 1 bulan. targetnya sih bisa bikin buku 🙂
ikut workshop semacam itu menyegarkan pikiran dan jadi suntikan semangat nulis…
jadi tujuannya biar bisa nulis buku ya?
aku bisa ga yag?
kalau menurut saya sih asal disiplin pasti bisa.
ayo cobaaa! 🙂
wah ternyata kerangka karangan penting juga ya 😉
kerangka karangan itu membantu menjaga tulisan kita agar tidak melebar keman-mana. juga sebagai pengingat kalo kita lupa mau nulis cerita apa 🙂
wah asik yaa, itu di aula gramed gitu mba?
Bukan, filly. Itu di aula salah satu kantor di banjarbaru 🙂
mantabs, pengen ikutan acara kek gitu, lom kesampain mulu haha
Di sana ga ada?