Tahun 2013 yang lalu, saya dan adik berkesempatan mengunjungi kota Surabaya dalam rangka pernikahan sahabat adik saya. Dalam kesempatan itu, untuk pertama kalinya saya mencicipi bebek goreng di dekat Tugu Pahlawan. Kala itu, karena masih yang pertama, saya belum bisa memberi penilaian untuk bebek yang saya makan.
Tahun berlalu, tiba-tiba saja saya merasa rumah makan yang menyajikan menu bebek menjamur di kota saya. Rata-rata rumah makan bebek tersebut merupakan franchise dari rumah makan yang ada di pulau Jawa. Sebut saja bebek Pak Janggut, Bebek Pak Gendut, Bebek Sinjae, dan aneka bebek lainnya.
Untuk daerah saya sendiri, menu bebek yang cukup terkenal adalah Nasi Itik Gambut. Gambut merupakan nama sebuah kecamatan di kabupaten Banjar. Jika kita bepergian menuju kota Banjarbaru, maka di sepanjang jalan di kecamatan Gambut kita akan menemukan berderet-deret rumah makan yang menyajikan menu nasi itik gambut ini. Tinggal pilih saja mau coba yang mana. Namun katanya yang cukup terkenal adalah warung Tenda Biru.
Selain nasi itik Gambut, salah satu rumah makan dengan menu utama bebek yang berasal dari daerah saya sendiri adalah Bebek Goreng Kalijo. Nama Bebek Goreng Kalijo diambil dari singkatan Kalimantan Jowo. Saya kurang tahu pendiri rumah makan ini, namun kabarnya Bebek Goreng Kalijo pertama kali berdiri di kota Kandangan kabupaten Hulu Sungai Selatan. Di kota Banjarmasin sendiri sudah ada 3 cabang bebek Kalijo. Yang pertama di Jl. A. Yani km. 3,5, lalu ada juga di Jl. Pramuka dan yang satu lagi di daerah Kayu Tangi.
Untuk soal rasa, bebek Kalijo boleh dibilang tidak kalah saing dengan bebek-bebek franchise yang ada di kota saya. Dagingnya empuk dan tidak berasa amis. Hal lain yang membuat Bebek Goreng Kalijo ini istimewa adalah sambalnya yang enak. Yah, meski kalau untuk saya sambal yang disajikan kurang banyak. π
Selain menyajikan bebek, Bebek Goreng Kalijo juga menyediakan menu lain seperti ayam kampung, iga penyet, dan rusuk sapi yang disingkat Rusa. Sedangkan untuk minuman, Bebek Goreng Kalijo juga memiliki minuman khasnya (saya lupa nama minumannya). Rasanya manis-manis asam, mengingatkan saya pada minuman kunyit asam.
Di yogya blum ada kurasa rasanya sama aja ya..
menurutku beberapa warung makan bebek itu rasanya sebelas dua belas aja. yang bikin beda sih biasanya sambalnya
Bebek kalau salah masak malah jd bencana ya Mbak.
Tak pikir tadi salah judul ternyata mang beda.
Wah saya belum pernah masak bebek, jd kurang tahu.
Dikira bebek kaleyo ya? π
Iya mbak. Kirain yang kaleyo.
Mirip sih ya π
Iya
Bebek Kalijo yang di jalan Pramuka jauh gak dari pdam? Atau deket terminal? *saya dulu tinggal di belakang pdam.
Ah jadi kangen itik gambut, hehe..
pas keluar dari komplek pdam itu, mas, letaknya
kalau saya malah kerja di pdam. hehe
Di antara resto2 bebek menurut ulun juaranya masih Bebek Slamet π bebek Kalijo ada jua cabangnya di Barabai π
Nah aku blm pernah nyobai bebek slamet, yan. Di banjar di pal 7 kah yo rasanya
Inggih.. rasanya di pal 7, Ka. Ulun rancak tp yg di Balikpapan π
haiya..sambalnya minimalis hehehe
itik=bebek ya?
wow rasa daging rusa kayak apa ya>
Yap itik = bebek
Aku juga penasaran kyk apa masakan daging rusanya π
kalo daging rusa mahal ya?
nah aku lupa ngecek list harganya. he
Aku kalau nentuin makanan bebek goreng atau ayam gitu enak enggaknya itu ya dari sambelnya mbak :p wkwk
Wah kayaknya enak ya na.. Di bekasi atau jakarta belom buka cabang ya? π
Kyknya klo ke jawa persaingannya lumayan ketat, bim. Hehe
Iya, banyak banget di Jawa..
Di Medan kayaknya belom ada Bebek Kaliyo ini, Mbak.. Tapi kata temen-temen blogger sih rasanya enak ya, trus ngga amis.. Aku kan jadi makin penasaraaan π
wah kayaknya yang dimaksud temannya itu bebek Kaleyo, mba. yang dari bandung. kalau yang ini bebek Kalijo π
Pernah ke resto Bebek Kalijo ini waktu ke Amuntai. Sekarang sudah gak pernah lagi ke sana karena anak saya sudah selesai dinasnya. Malah sekarang ke Halmahera….
wah, makin jauh dong, dok?
Iya, makin ke timur. Memang dulu kami pernah dinas di Ternate juga sih