[cerpen] Nostalgia

OK-nostalgia_Page_1

Seperti melihat hantu! Begitulah yang kurasakan ketika melihat sosoknya memasuki ruangan kantorku. Dengan tinggi seratus tujuh puluh lima sentimeter, rambut yang sedikit berantakan, wajah bak pemain film India dan tubuh yang sedikit berisi. Rasanya aku tak melihat perbedaan berarti antara dirinya kini dengan dirinya lima tahun yang lalu. Semuanya masih tampak sama. Jikapun ada yang berbeda, maka itu adalah wanita yang saat ini berjalan di sampingnya.

Secara refleks aku menegakkan tubuhku ketika melihatnya dan wanita itu memasuki ruanganku. Sekilas, sempat kulihat rona keterkejutan yang sama di wajahnya. Yah, kurasa itu hal yang wajar. Kau akan menikah dan ternyata calon istrimu meminta bantuan mantan kekasihmu untuk mengurus tetek bengek pernikahan kalian. Siapa yang tak terkejut? Dan aku pun sangat yakin calon istrinya itu tak tahu-menahu tentang hal ini.

“Ariiinnn…Lama nggak ketemu!!” Sapa sang calon istri ketika akhirnya kami berhadapan. Sebuah pelukan hangat diberikannya padaku, layaknya teman yang lama tak bersua. Oh ya, aku belum bercerita bukan kalau aku juga mengenal sang calon istri dari mantan kekasihku ini? Dia adalah Wanda, salah satu teman sekelasku saat masih duduk di bangku SMA.

Baca lebih lanjut

Tulisan Dimuat di Reader’s Digest Indonesia

Hari Jum’at lalu, sepulang kerja saya menemukan sebuah paket kiriman dii depan televisi. Saya cek alamat pengirim, ternyata dari Femina Grup. Ah, apakah ini surat konfirmasi Femina dari cerpen saya yang dimuat? tanya saya dalam hati setelah mengetahui pengirim paket. Namun anehnya, untuk sebuah surat, paket tersebut terlalu tebal. Ah, apakah Femina sekarang mengirimkan bingkisan majalah bagi penulis yang tulisannya dimuat? tanya saya lagi.

Saya pun kemudian membuka paket tersebut. Tepat seperti dugaan saya, isinya adalah majalah. Reader’s Digest Indonesia, begitu judul majalah tersebut. Pikiran saya melayang. Saya ingat pernah mengirim sebuah tulisan untuk rubrik Humoria pada majalah tersebut. Ah, apakah ini berarti tulisan itu dimuat?

Setengah tak sabar saya telusuri halaman demi halaman dari majalah Reader’s Digest Indonesia. Saya sempat kecewa ketika mengetahui tidak ada tulisan saya di rubrik Humoria. Namun kemudian saya sadar ada beberapa rubrik humor di majalah RDI. Dan akhirnya saya menemukan tulisan saya pada rubrik Tawa di Tempat Kerja. Hoho, senangnya!

Baca lebih lanjut

Sebuah Testimoni

Hari Kamis lalu, Dokter Prita, memberitahu saya bahwa cerpen saya yang dimuat di majalah Femina beberapa waktu lalu mendapat respon dari seorang pembaca. Penasaran, langsung saya cari majalah yang dimaksud. Namun rupanya untuk mendapatkan majalah tersebut, saya harus sedikit bersabar. Entah mengapa Femina edisi kali ini sangat sulit dicari. Lima penjual majalah yang adik saya datangi selalu mengatakan bahwa stok mereka habis.

Baca lebih lanjut