“Kita lihat dede bayi, yuk,” kata suami pada saya pada suatu sore. Saat itu kehamilan sudah memasuki usia 12 minggu.
Saya berpikir sejenak.
“Yah, nggak bisa hari ini, Mas. Kalau bulan Ramadhan kan bidannya buka pagi aja,” kata saya kemudian. Saya ingat hari itu sudah Sabtu sore, dan kebetulan bidan yang kerap kami kunjungi tidak buka sore hari.
“Senin pagi aja, gimana?” tawar saya kemudian.
“Oke, deh,” jawab suami akhirnya.
Senin pagi, sekitar pukul sembilan, saya izin keluar kantor untuk pergi ke klinik bidan yang akan kami kunjungi. Selama bulan Ramadhan, klinik tersebut buka dari pukul sembilan pagi hingga pukul dua belas siang. Salah satu alasan saya memilih bidan ini adalah adanya fasilitas USG dalam pemeriksaannya. Biayanya juga jauh lebih murah ketimbang jika harus ke dokter kandungan.
Suami tampak sudah menunggu saat saya tiba di klinik. Saat itu, kliniknya sendiri juga baru buka. Tanpa perlu menunggu lama, saya dan suami sudah berada di ruang periksa bersama bu Bidan dan seorang asistennya.