Makaroni schotel

Minggu kemarin, iseng-iseng saya masak makaroni schotel. Sebenarnya bahan-bahannya sudah cukup lama ada di lemari, namun baru minggu kemarinlah saya menyempatkan diri untuk mengolahnya. Campuranya sendiri biasa aja. Makaroni, kornet, wortel, kentang, susu, keju dan tentunya telur. Pas udah kecampur semua, saya putuskan untuk membagi 2 adonannya. Yang pertama dikukus biasa, yang kedua dipanggang pakai Happycall.

Anehnya, meskipun campurannya sama, ibu saya mengatakan kalau versi dikukus lebih enak ketimbang yang dipanggang. Apa karena adonan ke dua udah masuk kulkas ya? Saya sendiri menganggap macaroni ini kurang creamy. Kayaknya lain kali musti ditambahin susu dan kejunya 😀

Baca lebih lanjut

Udang Saus Padang dan Mules

Saya sebenarnya bukan orang yang gemar memasak. Entah itu kue atau masakan berat. Meski setiap hari harus berkutat dengan adonan kue buatan ibu saya, entah mengapa hingga saat ini hati saya belum tergerak untuk meminta bocoran resep kue basah buatannya yang enak itu. Padahal kalau boleh jujur usaha kue basah ini sudah membantu perekonomian keluarga kami selama hampir dua puluh tahun. Mungkin nunggu nikah dulu kali ya baru hati saya tergerak untuk meminta resep tersebut.

Meski begitu, ada saat di mana saya dengan suka rela menyentuh peralatan dapur tersebut. Pertama, saat ibu saya tak berada di rumah, dan saya mau tak mau harus bertanggung jawab akan makanan adik-adik saya. Dan yang kedua, adalah ketika saya menyukai sebuah masakan dan ingin menikmatinya kapan pun saya mau. Biasanya sih saya memilih yang resepnya paling gampang. Brownies, ayam balado, spagetti & fettucini, serta macaroni adalah beberapa nama masakan yang masuk di kategori ke dua ini.

Baca lebih lanjut