Hari itu, saya iseng membongkar-bongkar kardus yang berisi bahan-bahan kuliah saya. Saat memilah beberapa, mata saya tertumbuk pada beberapa lembar kertas yang diketik rapi. Saya baca tulisan yang ada di kertas A4 tersebut. Ah, saya baru sadar ternyata itu adalah cerpen yang saya tulis saat masih kuliah dulu yang berjudul Dinno dan Dhira.
Menjadi seorang penulis telah menjadi impian saya sejak bertahun-tahun lalu. Saat itu wujudnya berupa keinginan menjadi seorang wartawan. Saya bahkan sempat berniat untuk kuliah di jurusan komunikasi yang sayangnya gagal karena tidak ada jurusannya di kampus negeri di kota saya. Akhirnya saya pun nyemplung di dunia teknik sipil dan melupakan sejenak mimpi menjadi penulis.
Kenyataannya, saya kemudian beralih minat dari wartawan menjadi penulis cerita. Saya sendiri lupa kapan pastinya saya mulai menulis cerita fiksi. Satu-satunya bukti yang jelas ya itu tadi, transkrip cerpen remaja yang saya tulis saat di bangku kuliah. Membaca kembali cerpen itu setelah beberapa tahun sukses membuat saya tersenyum sendiri.