Amitabh Bachchan dan Peran-peran yang Dimainkannya

Sebelum era Shahrukh Khan, Amitabh Bachchan merupakan rajanya perfilman Bollywood di tahun 70 hingga 80-an. Di tahun 90-an Amitabh Bachchan sempat vakum selama beberapa tahun untuk membesarkan rumah produksinya sendiri yang sayangnya bangkrut. Kerennya, hingga usianya yang sudah melampaui 70 tahun seperti sekarang, Amitabh Bachchan tetap eksis di perfilman Bollwood.

Di tahun 2000, Amitabh Bachchan kembali ke dunia film Bollywood lewat film Mohabbatein. Meski hanya berperan sebagai pemeran pendukung, film ini menjadi titik balik dari kembalinya sang superstar 70-an. Dan kini, berkat semakin kreatifnya sutradara Bollywood, sosoknya yang sudah sepuh ini tetap dipercaya memerankan tokoh utama dalam beberapa filmnya. Yah, kualitas akting memang tidak bisa bohong kan, ya? Kali ini saya akan mereview beberapa sosok yang dimainkan Amitabh Bachchan selama beberapa tahun terakhir.

Amitabh Sinha – Shamitabh

Shamitabh bercerita tentang seorang pemuda bernama Daanish yang bercita-cita menjadi seorang aktor. Meski memiliki kemampuan akting yang mumpuni, kondisi Daanish yang tuna wicara membuatnya nyaris tak bisa mewujudkan mimpinya. Hingga kemudian ia bertemu dengan seorang pria tua bernama Amitabh Sinha yang diperankan oleh Amitabh Bachchan. Amitabh ini juga sebenarnya bermimpi untuk bisa menjadi aktor terkenal. Sayangnya, karena suaranya yang dinilai terlalu berat ia tak pernah bisa mewujudkan mimpinya.

Baca lebih lanjut

Belajar tentang ASI di Kelas EdukASI AIMI Kalsel

20161124_153634.jpg

Hari itu, saya bersiap menuju IAIN Antasari untuk mengikuti Kelas EdukASI yang diadakan oleh AIMI Kalsel. Saat akan berangkat, ibu tiba-tiba menegur saya.

“Mau ke mana lagi?” tanya ibu.

“Mau belajar tentang ASI. Lanjutan yang kemarin,” jawab saya. Memang hari sebelumnya saya sudah mengikuti kelas pertama dari Kelas EdukASI ini

“Ah, menyusui aja harus ikut kelas segala. Mama dulu nggak pakai belajar lancar-lancar aja ASI-nya,” kata ibu saya lagi.

Saya hanya tersenyum mendengar jawaban ibu saya itu. Memang sebagai ibu dari 3 orang anak, ibu saya terbilang sukses memberi ASI pada saya dan kedua adik saya. Seingat saya, tak satupun dari kami yang berkenalan dengan susu formula di masa kecil. Ya selain karena susu formula mahal juga karena ASI ibu saya cukup tadi.

“Ya mumpung gratis ini, Ma,” jawab saya kemudian. Usai percakapan singkat dengan ibu, saya pun langsung memacu motor menuju lokasi acara.

Baca lebih lanjut

[Coba Resep] Lekker Holand

Beberapa waktu yang lalu, di linimasa facebook saya bertebaran resep kue Lekker Holland. Dilihat dari namanya sih ini pasti kue dari Belanda. Saya lihat cara membuatnya juga gampang sekali. Penasaran, saya pun mencoba resep ini untuk cemilan weekend di rumah. Berikut adalah resep kue Lekker Holland yang saya dapat dari cookpad :

Bahan :

250 gr tepung terigu

200 gr margarin

150 gr gula pasir

1 butir telur

1 sachet susu bubuk

Baca lebih lanjut

Membuat Blog Impian dengan DomaiNesia

membuat-blog-impian-dengan-domainesia

Saya mengenal dunia blog sejak tahun 2007. Saat itu, saya hanya tahu kalau blog itu adalah semacam diary online, tempat kita menuliskan curhat ataupun pemikiran kita namun bisa dibaca oleh orang banyak. Setelah sekian tahun ngeblog, mulai dari curhat nggak jelas hingga belajar untuk lebih informatif, tentunya muncul keinginan dalam hati saya untuk bisa menjadikan blog saya lebih profesional alias menjadi dotcom. Apalagi sekarang profesi blogger juga sedang hit-hitnya. Blogger tak lagi dipandang sebelah mata, namun sudah dianggap sebagai partner bisnis yang menguntungkan.

Nah, berhubung punya niat untuk menjadikan blog lebih profesional, tentunya saya harus menyiapkan langkah-langkah yang harus ditempuh. Ada beberapa langkah yang harus saya ambil, diantaranya:

Pertama, menentukan niche blog. Rencananya, nantinya akan akan tetap berisi tentang keseharian, atau yang lebih dikenal dengan lifestyle blog. Pilihan saya untuk lifestyle blog ini lebih karena lebih mudah dalam mencari bahan postingannya sehingga saya tidak terlalu terbebani dalam ngeblog nantinya.

Kedua, karena niche-nya yang lifestyle alias gado-gado, tentunya saya harus membuat membuat postingan dengan tema-tema tertentu. Entah itu tentang kehidupan rumah tangga, review, fiksi atau tema lain yang saya kuasai. Pemberian tema ini tentunya akan membuat pembaca merasa lebih nyaman dalam memilih bacaan pada blog saya nanti. Rencananya postingan bertema ini juga akan ditayangkan dengan jadwal-jadwal khusus.

Baca lebih lanjut

Jenis Kelaminnya Apa? Mau Melahirkan Di mana?

“Jenis kelaminnya apa?”

Memasuki usia kandungan 5 bulan, saya mulai sering mendapat pertanyaan seperti ini dari orang sekitar. Memang bisa dibilang ini adalah salah satu pertanyaan yang paling sering muncul saat seorang ibu hamil mulai membuncit perutnya. Ada yang bertanya secara langsung, ada juga yang iseng iseng menebak-nebak dari bentuk perut dan wajah si ibu hamil. Menanggapi pertanyaan ini, biasanya saya hanya tersenyum dan memberikan jawaban sesuai yang diberikan dokter setelah pemeriksaan USG.

Dari yang saya tahu, jenis kelamin janin mulai terbentuk saat kehamilan berusia 3-4 bulan dan bisa diketahui saat pemeriksaan USG. Karena itulah, saat usia kehamilan memasuki minggu 17, saya berinisiatif menanyakan jenis kelamin janin yang dikandung pada dokter yang memeriksa saya. Dokter kemudian meletakkan alat USG pada bagian yang memperlihatkan bagian kaki janin. “Belum jelas, sih. Tapi kayaknya sih perempuan. Lihat ini ada belahannya. Biasanya kalau ada belahan begini jenis kelaminnya perempuan,” kata dokter sambil menunjukkan bagian sebelah dalam kaki janin.

Saya hanya manggut-manggut mendengar penjelasan dokter. Aslinya sih saya dan suami ingin memiliki anak laki-laki. Meski begitu, tentu saja kami tetap antusias menyambut kehadiran Dede bayi. Apalagi ini anak pertama. Toh kalau misalnya anak pertama perempuan, bisa program lagi buat anak kedua. Hehe. “Lagian kalau perempuan biaya akikahnya nggak mahal,” canda saya pada suami sepulang dari pemeriksaan kehamilan rutin hari itu.

Baca lebih lanjut