Drama Mohabbatein dan Perbedaan Antara Tamil dan Punjabi

Beberapa bulan terakhir, salah satu televisi swasta yang terkenal dengan drama India dan Turki-nya menayangkan drama berjudul Mohabbatein. Saat itu, saat melihat salah satu pemerannya, saya merasa familiar dengan drama ini. Ternyata, setelah saya tanya mbah Google, drama ini sebelumnya sempat ditayangkan RCTI dengan judul Sayangku Ruhi.

Filmmonkey.com

Filmmonkey.com

Sebenarnya sih saya tidak terlalu tertarik mengikuti drama India yang panjangnya luar biasa itu. Namun ada satu episode yang mendadak membuat saya tertarik. Jadi dalam drama ini diceritakan dr. Ishita menikah dengan seorang pengusaha bernama Raman Balla dikarenakan kecintaan Ishita pada putri Raman yang bernama Ruhi. Ternyata, pernikahan antara Ishita dan Raman merupakan pernikahan antara dua budaya yang berbeda. Ishita merupakan gadis keturunan Tamil sementara Raman adalah seorang Punjabi.

Saat mengetahui hal ini, mau tak mau saya pun teringat pada sebuah film Bollywood yang juga mengusung pernikahan antara seorang Tamil dan Punjabi, yakni 2 States. Dalam 2 States, tokoh utama pria juga seorang Punjabi bernama Krish sedangkan tokoh utama wanitanya adalah gadis Tamil bernama Ananya. Bedanya, dalam 2 States lebih mengedepankan beberapa konflik yang harus dihadapi Krish dan Ananya sebelum menikah lantaran perbedaan budaya yang dimiliki.

Ya, layaknya di Indonesia, perbedaan suku bisa menghasilkan perbedaan budaya dan kebiasaan . Di India sendiri, terdiri dari 29 negara bagian dengan sukunya masing-masing. Beberapa yang kerap saya dapati di film-film Bollywood adalah Punjabi, Bengali, Tamil, Gujarat, dan Rajashtan. Tentunya ada perbedaan tersendiri antara negara-negara bagian ini. Berhubung selama bertahun-tahun saya menyukai film Bollywood, maka perlahan-lahan saya mulai bisa mengenali beberapa perbedaan antara setiap negara bagian. Untuk kali ini, saya ingin membahas perbedaan Tamil dan Punjabi saja.

Baca lebih lanjut

[Review] Nil Battey Sannata

Beberapa waktu yang lalu, saya menonton sebuah film Bollywood bertema keluarga yang sukses menyentuh hati. Film ini bercerita tentang kehidupan seorang ibu dan anak gadisnya yang beranjak remaja. Chanda, nama si ibu, adalah seorang ibu muda yang tinggal hanya berdua dengan putrinya yang bernama Apeksha (Apu). Sehari-hari ia bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman seorang dokter. Selain itu, Chanda juga mengambil beberapa pekerjaan lainnya di sore hari untuk menambah pemasukan bagi dirinya dan putri semata wayangnya.

Dengan latar belakang dirinya yang tak lulus SMA dan hanya bekerja sebagai pembantu, wajar jika Chanda mengharapkan sang putri bisa lebih sukses darinya. Ironisnya, Apu malah sepertinya tak memiliki keinginan untuk menjadi seorang yang berhasil. Dalam pelajaran sekolahnya, Apu nyaris tak pernah berusaha untuk memperbaiki nilainya, terutama dalam Matematika. Bahkan saat Chanda bertanya apa rencana ke depan Apu, sang putri dengan santai menjawab akan menjadi pembantu sama seperti ibunya.

Merasa khawatir dengan masa depan sang putri, Chanda meminta saran kepada dokter Diwan, majikan tempatnya bekerja. Mulanya Chanda disarankan untuk memasukkan Apu ke tempat kursus. Namun karena keterbatasan biaya, rencana tersebut tidak terlaksana. Dokter Diwan memberikan usulan lain. Chanda diminta bersekolah di sekolah Apu, dengan begitu Chanda bisa mengajari Apu pelajaran Matematika tanpa perlu memikirkan masalah biaya.

Baca lebih lanjut

[Review] Mirabella Make Up Kit I

Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti beauty class yang diadakan oleh Mirabella Cosmetics. Nah, selain dapat ilmu tentang per-make up-an, saya juga pulang dengan membawa sebuah make up kit Mirabella. Menurut info yang saya dapat dari BA Mirabella, harga Mirabella Make Up Kit ini sekitar Rp. 105.000.

Bicara soal kemasan, layaknya produk-produk Mirabella lainnya, kemasan dari make up kit ini berwarna ungu dengan bahan plastik. Pada bagian belakang terdapat keterangan mengenai jenis produk, berat masing-masing produk, dan tentunya tanggal kadaluarsanya. Untuk ukurannya sendiri, bisa dibilang cukup pas untuk dimasukkan ke dalam tas jinjing atau tas kerja.

img_20160924_172422.jpg

img_20160924_172614.jpg Baca lebih lanjut

Membuat Buku Pink (KIA) dan Perkembangan Trimester 2 Kehamilan

Sekitar minggu ke-20 kehamilan, saya dan suami memeriksakan kandungan ke dokter Rizarina yang berpraktik di RS. Islam Banjarmasin. Saya memilih dokter ini pertama karena beliau berjenis kelamin wanita dan sebelum hamil juga sempat periksa plus program hamil di tempat beliau. Sebenarnya sih saya pengen juga nyoba periksa ke dokter lain biar dapat perbandingan gaya meriksa. Tapi mungkin karena merasa hamilnya nggak ribet akhirnya saya balik lagi ke beliau buat periksa kandungan plus sesekali ke bidan juga.

Nah, setelah selesai memeriksa kandungan hari itu, dokter Rizarina tiba-tiba menyarankan agar saya segera membuat buku pink alias buku Kesehatan Ibu dan Anak. “Biar gampang bikin akta kelahiran anak,” begitu kata dokter Rizarina. Saya sendiri sudah pernah mendengar tentang pentingnya memiliki buku pink ini bagi ibu hamil. Tapi yang saya tahu, untuk mendapatkan buku pink ini ibu hamil harus periksa ke Puskesmas.

“Bikinnya di mana, Dok?” tanya saya kemudian.

“Di Puskesmas,” jawab dokter lagi tepat seperti dugaan saya.

Sepulang dari dokter, saya pun mencari-cari info di mana bisa mendapatkan si buku pink selain di Puskesmas. Maklumlah, ya, saya malas antri di kalau di Puskesmas. Eh ternyata setelah bertanya kepada seorang teman, saya jadi tahu kalau klinik bersalin yang letaknya tak jauh dari rumah bisa memberikan buku itu.

Baca lebih lanjut

10 Drama Korea dengan Latar Belakang Profesi yang Asyik Ditonton

Sejak kemunculannya di Indonesia belasan tahun lalu lewat Endless Love, hingga kini drama Korea masih tetap sukses mencuri hati penggemarnya. Jika dulu kita menonton drama Korea lewat televisi swasta, maka kini dengan kecanggihan teknologi, kita bisa menonton drama Korea terbaru dengan mengunduhnya di berbagai situs di internet. Mungkin itu juga ya sebabnya kenapa televisi swasta tak banyak lagi menayangkan drama Korea dan lebih memilih menayangkan drama Turki atau India. Hehe

Saya sendiri hingga saat ini juga masih cukup setia menonton drama Korea. Meski kadang kisah yang ditawarkan drama-drama Korea ini itu-itu saja, namun sepertinya drama Korea ini tak pernah kehilangan pesonanya. Entah itu dari segi para pemerannya, fashionnya, tempat shooting dan tentunya perkembangan ponsel terbarunya. Selain itu, drama Korea juga kadang menyelipkan beberapa profesi pekerjaan untuk menunjang latar belakang ceritanya. Yang membuat saya suka, profesi yang dipilih ini biasanya bukan sekadar tempelan alias benar-benar mengupas profesi tersebut.

Nah, kali ini saya ingin membuat daftar drama Korea dengan latar belakang profesi yang asyik untuk ditonton. Daftar ini tentunya berasal dari drama-drama yang sudah saya tonton sebelumnya.

Baca lebih lanjut