Belajar tentang Usaha Memberi ASI dari Adik

Minggu, 29 Juni 2014, adik saya melahirkan putra pertamanya. Saat itu usia kandungannya sebenarnya masih belum genap 9 bulan. Kondisi fisik yang kelelahan karena bolak-balik ke rumah sakit saat ayah sakit mungkin menjadi penyebab kelahiran sebelum waktunya ini. Dengan kelahiran prematur, keponakan pertama saya lahir ke dunia. Fathan Al Farisi, begitu dia kemudian diberi nama.

Kondisinya prematur membuat Faris harus menginap di inkubator rumah sakit selama beberapa minggu. Ibunya sendiri di awal-awal kelahiran harus berjuang dengan ASI yang ternyata tak kunjung keluar. Pihak Rumah Sakit (perawat) sendiri sempat beberapa kali menawarkan untuk memberikan susu formula kepada Faris. Adik saya menolak awalnya. Namun karena ASI tak kunjung keluar, dengan terpaksa adik saya merelakan putra pertamanya diberi minum susu formula.

Untungnya adik saya tidak menyerah dengan kondisinya. Setelah diizinkan pulang ke rumah, adik saya berusaha keras agar ASI-nya bisa keluar dengan lancar. Berbagai cara pun dicoba. Mulai dari diurut, hingga mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang bisa meningkatkan produksi ASI. Alhamdulillah dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya adik saya bisa memberikan ASI-nya kepada Faris. ASI tersebut disimpan ke dalam botol untuk kemudian diberikan kepada Faris yang masih menginap di Rumah Sakit.

Baca lebih lanjut

[Review] The Man Who Knew Infinity

Srinivasa Ramanujan adalah seorang ahli Matematika yang berasal dari Madras, India. Dianugerahi otak jenius, dia menghabiskan waktunya untuk menulis berbagai macam teori Matematika. Saking cintanya pada angka, sang istri sempat berkata kalau Ramanujan lebih mencintai angka ketimbang orang.

Setelah dirinya diterima bekerja sebagai tukang ketik di sebuah institusi, Ramanujan disarankan melakukan korespondesi dengan pihak Universitas Cambrige. Adalah G. H. Hardy, salah satu pengajar di Universitas Cambrigde yang kemudian menerima surat berisi catatan rumus-rumus Ramanujan. Hardy yang terpukau dengan rumus-rumus tersebut memutuskan mengundang Ramanujan ke negeri ratu Elizabeth.

Perjuangan Ramanujan untuk diakui tentunya tidaklah mudah. Selama berada di Universitas Cambridge, Ramanujan diminta untuk menghadiri perkuliahan agar dirinya bisa meningkatkan pengetahuannya. Hal ini sempat menjadi masalah karena ternyata Ramanujan malah mempermalukan profesor yang mengajarnya. Profesor Hardy sendiri bisa dibilang bukan mentor yang menyenangkan bagi Ramanujan. Ia terus-menerus meminta Ramanujan untuk membuktikan teorinya sementara Ramanujan merasa teorinya sudah cukup benar untuk dipublikasikan.

Baca lebih lanjut

Sepenggal Kisah Meet & Greet Tere Liye

Penunjuk waktu pada monitor di hadapan saya sudah menunjukkan angka empat lewat tiga puluh. Tak seperti biasanya, saya segera membereskan barang-barang di meja. Memasukkan ponsel, al qur’an, dan tentunya menutup semua laman yang ada di monitor saya. Sesudahnya, saya berjalan ke luar ruangan tempat beberapa rekan bekerja.

“Kalian jadi ‘kan ke acara Tere Liye?” tanya saya pada kedua teman yang terlihat masih anteng di depan monitor mereka masing-masing. Ya, hari itu, di atrium Duta Mall Banjarmasin akan diadakan acara Meet and Greet bersama Tere Liye. Bagi para pecinta buku, kayaknya nggak asing lagi dengan nama yang satu ini. Tere Liye bisa dibilang salah satu penulis paling produktif dan bukunya laris manis di dunia perbukuan Indonesia. Saya sendiri meski bukan fans berat, namun masih menikmati novel-novel beliau. So, saat mengetahui Tere Liye akan hadir di Banjarmasin, pastilah saya takkan melewatkannya.

“Iya, kami ke sana, Kak. Tapi sebentar lagi. Memangnya Tere Liye-nya sudah datang? Ntar kayak kejadian kemarin. Sudah datang ke lokasi eh ternyata bang Tere tidak jadi datang,” jawab Nita, salah satu rekan kerja saya.

Saya hanya tertawa mendengar jawaban teman saya itu. Memang benar beberapa bulan sebelumnya tersiar kabar kalau Tere Liye akan hadir di Gramedia Duta Mall Banjarmasin. Sayangnya karena satu dan lain hal, kedatangan Bang Tere kala itu dibatalkan. Padahal teman-teman saya itu sudah dengan semangatnya mendatangi lokasi pertemuan. Rupanya kala itu mereka belum berjodoh dengan Bang Tere Liye.

Baca lebih lanjut

Hal yang Dirasakan pada Awal Kehamilan

Sore itu, sepulang dari outbond yang diselenggarakan oleh perusahaan, saya segera menuju kamar mandi. Padatnya aktivitas selama outbond membuat saya khawatir dengan kondisi kandungan yang masih sangat muda. Apalagi sebelumnya saya juga hampir terkena insiden saat mengikuti bamboo rafting. Alhamdulillah, begitu dicek, ternyata tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan seperti flek atau kram perut yang hebat.

Untuk lebih meyakinkan perihal kehamilan, beberapa hari setelahnya saya mengunjungi sebuah Rumah Sakit swasta di kota saya. Sebenarnya setelah testpack pertama, saya sudah mengunjungi dokter kandungan. Namun, karena USG yang dilakukan hanya pada bagian perut, jadilah tidak terlihat apa-apa di monitornya. Karena itulah saya kemudian memilih ke Rumah Sakit tersebut yang mana dokter kandungannya adalah wanita dan memiliki USG transvaginal. Nah, setelah di USG transvaginal ini terlihatlah kantung rahim saya plus janin yang masih berbentuk gumpalan kecil.

img_20160512_105952.jpg

Hasil USG 7 minggu

Baca lebih lanjut

Medical Check Up

Sekitar akhir tahun 2015 yang lalu, saya dan karyawan perusahaan melakukan medical check up di salah satu Rumah Sakit Banjarmasin. Ini adalahmedical check up kedua yang saya jalani. Medical check up saya yang pertama dilakukan dua tahun sebelumnya, saat saya harus mengikuti pemeriksaan kesehatan untuk bisa bekerja di perusahaan sekarang.

Medical Check up ini yang kami ikuti sendiri terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama untuk mereka yang berusia di bawah 31 tahun yang saya sebut dengan Paket Hemat. Medical check up ini hanya memeriksa air seni, darah, jantung, paru-paru. Untuk medical check up golongan kedua, selain pemeriksaan air seni, darah, dan yang lain, juga dilakukan pemeriksaan kolesterol dan pemeriksaan pap smear untuk para wanitanya. Golongan terakhir, merupakan medical check up yang diperuntukkan bagi mereka yang berusia di atas empat puluh lima tahun. Medical check up ini bisa dibilang paket lengkap karena ada tambahan pemeriksaan mata dan gigi.

Hari itu, saya dan rekan kantor yang lain datang ke RS Bhayangkara tempat medical check up dilaksanakan. Sudah beberapa karyawan lain di rumah sakit tersebut. Saya pun segera absen dan mengantri bersama karyawan yang lain. Saya lihat beberapa rekan ada yang sudah mulai melakukan pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan tekanan darah, air seni, jantung, hingga pap smear.

Baca lebih lanjut