Salah satu hal yang saya suka dari drama Korea adalah bagaimana setiap drama selalu menawarkan profesi yang berbeda-beda. Ada drama tentang kedokteran, pengacara, jurnalis, chef, tentara, trademan, hingga dunia keartisan. Hebatnya, profesi yang dipilih untuk setiap tokoh drama ini bukan sekadar tempelan. Para pembuat drama Korea ini benar-benar menggarap dengan serius tema yang mereka ambil sehingga tak hanya cerita yang kita dapat, namun juga beberapa pengetahuan baru seputar profesi tersebut.
Baru-baru ini saya menonton drama Korea berjudul Another Oh Hae Young. Drama disiarkan oleh saluran televisi kabel TVN dan baru selesai beberapa waktu yang lalu. Ide ceritanya sendiri tentang bagaimana kesamaan nama bisa membuat nasib seorang gadis terasa begitu malang. Sejak masa SMA, Oh Hae Young harus rela menjadi sosok tak dikenal karena satu kelas dengan gadis bernama sama dengan dirinya. Wajar saja sih, kalau Oh Hae Young pertama ini tersisih. Oh Hae Young yang satu lagi ini berparas cantik dan pintar, jauh berbeda dengan Oh Hae Young yang pendiam dan bertampang biasa saja. Puncak dari kemalangan ini terjadi ketika rencana pernikahan Oh Hae Young berantakan karena sang kekasih meninggalkannya sehari sebelum pernikahan. Tentu saja awalnya Oh Hae Young tidak mengetahui kalau kegagalan pernikahannya ini ada hubungannya dengan Oh Hae Young yang lain.
Tokoh utama pria dalam drama Another Oh Hae Young ini adalah Park Do Kyung. Pria yang berprofesi sebagai sound engineer untuk film-film Korea ini sebelumnya patah hati karena kekasihnya yang bernama Oh Hae Young meninggalkannya di hari pernikahan mereka. Karena kesalahan informasi dari sang sahabat, Park Do Kyung yang ingin membalas dendam malah salah pilih sasaran. Di sinilah kemudian kedua Oh Hae Young dan Park Do Kyung saling terhubung.
Nah, profesi Park Do Kyung sebagai sound engineer inilah yang membuat saya tertarik untuk membahasnya. Sebelumnya saya benar-benar buta dengan pekerjaan sound engineer untuk sebuah produksi film. Saya tahunya kalau film itu biasanya di-dubbing ulang, namun ternyata selain dubbing ulang, ada proses lain yang juga harus dilakukan agar sebuah produksi film menghasilkan suara yang benar-benar pas. Ini dikarenakan selama syuting, kadang ada suara-suara yang tidak terekam dengan baik sehingga perlu disesuaikan lagi.
Untuk melakukan pekerjaannya ini, Do Kyung menghabiskan waktunya dengan merekam berbagai suara yang ada di sekitarnya. Namun beberapa kali juga digambarkan bagaimana Do Kyung mengolah suara di studio miliknya dengan cara manual. Misalnya, untuk adegan tokoh yang sedang berlari. Dalam drama ini digambarkan bagaimana Park Do Kyung merekam suara anak buahnya yang sedang beradegan lari di tempat di studio miliknya. Jumlah pelarinya juga harus disesuaikan dengan dengan yang nampak di adegan. Jadi bisa dibayangkan bagaimana capainya anak buah Do Kyung jika adegan berlari itu harus dilakukan berulang-ulang.
Selain melakukan reka ulang adegan, Park Do Kyung juga kadang menciptakan sendiri suara-suara yang bersifat isyarat. Misal untuk suara kaki seseorang yang membalikkan badannya, Do Kyung menciptakannya dengan cara memutar bola basket di atas pasir, untuk adegan rambut yang berkibar karena angin, ia membuatnya dengan mengibas-ngibaskan handuk dekat mikrofon, bahkan untuk suara kaki yang patah, Do Kyung menciptakannya dari suara sayuran yang dipatahkan.Benar-benar profesional, yak.
Begitulah gambaran profesi sound engineer yang saya dapatkan lewat drama Korea Another Miss Oh. Untuk drama-nya sendiri terbilang cukup mengasyikkan untuk ditonton. Para pemerannya berhasil membawakan karakter mereka dengan cukup baik. Dari segi cerita juga berimbang antara komedi, romance dan twist-nya. Kalau ada yang saya kurang suka, mungkin pada karakter Oh Hae Young yang kadang terlihat annoying dan sok kuat.
hehe drakor pokoknya seruuu ya 🙂
iya, mbak nonii 🙂
Dulu drakor producer juga mengajarkan profesi2 ciamik di stasiun televisi.
aku malah belum nonton euy yang itu
belum nonton drakor lagi nih 😀
Tak bisa komentar karena udah lamaaaa gak nonton drama, sinetron dan sejenisnya, 🙂
saya juga kalau lagi pengen aja, mas. heu