Ikhtiar Hamil

Selang satu bulan setelah pernikahannya, adik saya mengirimkan gambar testpack bergaris dua. Aku hamil, begitu tulisnya dalam pesan. Saat itu masih subuh hari, saat saya dan ibu masih sibuk berkutat di dapur dengan kue olahan kami.

Berkaca dari pengalaman adik itu, saya pun yakin setelah menikah akan langsung berbadan dua. Namun meski lahir dari rahim yang sama, urusan nasib tentulah berbeda. Hingga bulan keempat pernikahan, saya tak kunjung hamil. Yah, namanya nikah usia 30, jadinya pengen cepat punya anak aja. Kalau telat sih sempat beberapa kali. Tapi pas dites hasilnya negatif selalu.

“Gimana kalau aku ke tukang urut, Mas?” kata saya pada suami setelah lagi-lagi tamu bulanan datang. Kebetulan di kantor saya ada seorang kakak yang berhasil hamil setelah perutnya diurut oleh seorang tukang urut.

“Ya, terserah kamu aja,” kata suami saya pendek.

Maka dengan ditemani seorang rekan, saya pun mendatangi ibu tukang urut yang ternyata rumahnya tak jauh dari tempat saya dan suami tinggal.

Baca lebih lanjut