Balada Kue Kering

img_20160703_154631.jpg

Di masa kecil, saya dan adik perempuan kerap membantu ibu kami membuat kue kering jelang lebaran. Kala itu dengan penuh semangat saya dan adik mencetak adonan-adonan yang sudah dibuat ibu sebelumnya. Ada yang berbentuk bunga, hati juga kemiri dengan isian selai. Biasanya prosesi pembuatan kue kering ini berlangsung 1-2 hari sebelum lebaran.

Tahun berlalu, ibu saya mulai malas membuat kue kering. Alasan utamanya karena kebanyakan kue kering yang dibuat itu ujung-ujungnya tidak habis dimakan. Tak banyak memang tamu yang berkunjung ke rumah kami jika lebaran tiba. Apalagi makin ke sini saya selalu merasa lebaran semakin kehilangan keseruannya. Hingga akhirnya, kebiasaan membuat kue kering pun menghilang di keluarga saya.

Tahun ini, memasuki Ramadhan kedua bersama suami, saya memutuskan untuk membuat kue kering untuk lebaran. Pengalaman berkali-kali menggunakan oven milik ibu membuat saya cukup percaya diri akan berhasil dengan proyek ini. Apalagi suami juga mendukung dan berjanji akan membantu dalam membuat kue kering ini. Jadilah saya semakin bersemangat dengan rencana saya.

“Jadinya kita mau bikin apa hari ini?” tanya suami di Minggu siang. Baca lebih lanjut