Salah satu agenda saya dan keluarga selama berada di Tangerang adalah mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Jakarta. Saat itu beberapa tempat sempat menjadi pilihan. Mulai dari Taman Mini, Kebun Binatang Ragunan, hingga (tentunya) Monas. Nah, berhubung ibu saya ingin berbelanja di Tanah Abang, akhirnya Monas menjadi pilihan untuk dikunjungi. Kebetulan juga saya belum pernah benar-benar melihat bagian dalam Monas jadi saya oke saja dengan keputusan tersebut.
Sehari setelah akad nikah berlangsung, kami berdelapan berangkat menuju Jakarta. Karena tidak ada mobil pribadi , saya dan suami memutuskan menggunakan jasa Uber. Sehari sebelumnya, sepupu suami bercerita tentang layanan yang satu ini plus cara menggunakannya. Akhirnya tanpa pikir panjang saya pun segera menginstal aplikasi tersebut di ponsel milik saya dan suami.
Sekitar pukul 9, kami sekeluarga tiba di pintu depan Monas. Tak banyak orang yang kami lihat hari itu. Kami pun mulai berjalan mengitari lapangan. Saat tiba di depan tugu Monas. saya lihat tampak puluhan orang hilir mudik. Rupanya sejak pagi para pengunjung yang datang langsung menuju ke puncak Monas. Sambil berjalan, saya dan suami berusaha menemukan pintu masuk menuju pelataran Monas tersebut.
“Pintu masuknya di mana sih?” tanya saya setelah memutari lapangan dan tak menemukan jalan untuk bisa sampai ke pelataran Monas.
“Iya. Pintunya di mana ya? Itu ada pagar tapi dikunci,” jawab suami saya yang sama bingungnya. Rupanya meski lahir dan besar di Jakarta, baik dirinya dan keluarganya juga belum pernah memasuki pelataran Monas.
Penasaran, saya pun mengitarkan pandangan saya kembali ke sekeliling.
“Mas, kayaknya pintunya di situ, deh,” kata saya sambil menunjuk ke arah tulisan Tugu Monumen Nasional di seberang kami. Saya lihat dari kanan kiri tulisan tersebut ada semacam jalan masuk. Dua orang penjaga tampak berdiri di kiri kanan pintu. Selain itu saya lihat beberapa orang juga berjalan menuju arah yang saya maksud. “Ternyata masuknya lewat jalan bawah tanah,” kata saya kemudian. Tak ingin membuang waktu, saya dan suami pun segera memanggil anggota keluarga untuk mengikuti kami.
Kami pun berjalan menuruni tangga menuju terowongan. Sesampai di bawah, terdapat loket untuk pembelian tiket menuju pelataran dan puncak Monas. Segera saya minta suami mengantri tiket untuk kami semua.
Ada dua jenis tiket yang dijual di loket ini. Pertama tiket untuk menuju cawan pelataran yang dibanderol Rp. 5000,-/orang dan tiket kedua untuk menuju puncak Monas yang dibanderol Rp. 10.000,-orang. Adapun untuk anak-anak, juga diberlakukan dua jenis tiket yang masing-masing harganya dua ribu rupiah saja.
Setelah tiket di tangan, kami pun berjalan memasuki terowongan. Ada cukup banyak pengunjung hari itu. Saya dan keluarga dengan penuh semangat ikut mengantri bersama puluhan pengunjung lainnya. Setiap kali pintu lift terbuka, pengunjung yang mengantri segera bergegas memasuki lift. Ah, rupanya tak hanya saya yang excited dengan kunjungan ini.
Ada 3 tempat yang kami singgahi saat berada di tugu Monas ini. Tempat pertama tentu saja puncak Monas yang menyediakan pemandangan kota Jakarta di pagi hari. Lalu kami juga mampir ke anjungan yang juga menawarkan pemandangan Jakarta namun dengan ketinggian yang lebih rendah. Terakhir, kami mampir Museum Sejarah Nasional yang terdapat di lantai dasar.
Di antara 3 tempat yang saya kunjungi di tugu Monas, kunjungan ke Museum Sejarah Nasional bisa dibilang yang paling berkesan bagi saya. Di tempat ini pengunjung disajikan berbagai diorama peristiwa-peristiwa penting di Indonesia. Mulai dari masa penjajahan, hingga era Suharto. Bagi anak-anak sekolah, kunjungan ke museum ini tentu saja bisa menambah pengetahuan mereka tentang sejarah Indonesia. Lucunya, saking luasnya ruangan untuk museum ini, saya bisa lihat beberapa pengunjung bersantai ria di beberapa pojokan sambil menyantap bekal mereka 🙂
Ternyata masuk ke Monas murah ya, mbak 😮 Kirain di atas 25k.
Kebetulan minggu depan mau ke Jakarta, mbak, bisa jadi bahan pertimbangan mau kemana aja di Monas 😀 Thanks mbak ^_^
Iya kukira juga mahal awalnya. Alhamdulillah bisa menginformasi 🙂
saya yang lebih dekat ke Monas saja belum pernah masuk ke Monas nya hehe..
Seru ya, jalan2 ke Monas bareng keluarga 🙂
Hihi yang dekat emang suka gitu. Malah nggak minat datangin 🙂
Saya ke Jakarta baru dua kali, itu pun duluuu saat mahasiswa, dan… belum juga ke Monas, hiks… 🙂