Aku hamil lagi, begitu isi pesan yang saya terima beberapa hari jelang resepsi pernikahan. Pengirimnya adalah adik saya yang menikah lebih
Kok bisa? tanya saya kemudian. Bukannya apa-apa. Adik saya kala itu masih mengasuh putra sulungnya berusia kurang lebih sepuluh bulan. Rasanya tidak mungkin kalau dia berencana memiliki anak lagi sementara dia masih kerepotan
Nggak tahu juga. Kayaknya aku kecolongan pas mau ganti KB suntik.
Saya hanya ber-oo ria membaca jawaban yang adik saya berikan. Maklumlah, saya tak terlalu mengerti soal per-KB-an ini karena belum menggunakannya.
Udah kasih tahu mertua? tanya saya lagi. Setelah menikah, adik saya tinggal bersama mertuanya yang rumahnya tak terlalu jauh dari kami.
Belum. Nanti dulu, deh. Jawabnya lagi.
Begitulah percakapan itu berakhir.
***