Balada Lipstik Merah Terang

“Mbak, lihat lipstik yang itu, dong,” kata saya pada seorang pedagang kosmetik di pasar yang kerap saya singgahi. Wanita penjaga counter itu kemudian mengambil box lipstik yang saya maksud plus juga sampel warna dari lipstik-lipstik tersebut.

“Nomor 4 nya habis. Tinggal nomor-nomor yang ini aja,” katanya sambil menunjuk ke beberapa nomor. Rupanya lipstik nomor 4 dari merk ini lumayan banyak yang suka, sehingga Mbak penjual tersebut merasa perlu memberitahukannya pada saya.

Saya mulai memperhatikan sampel-sampel warna tersebut. Sebelumnya saya sudah memiliki satu buah merk lipstik lokal tersebut dan cukup suka dengan teksturnya yang agak matte. Karena harganya yang sangat murah (sepuluh ribua rupiah aja), maka saya berniat untuk membeli warna yang lain lagi.

“Hmm… warna yang mana, ya?” kata saya sedikit lirih. Jujur warna-warna yang ditawarkan agak kurang meyakinkan saya.

Baca lebih lanjut