Tiga Model Mukena

Saat diajak umrah oleh orang tua beberapa tahun lalu, sebuah pemandangan membuka mata saya. Saat itu, layaknya jamaah umrah yang lain saya dan keluarga melaksanakan salat di Masjid Nabawi. Dari hotel saya sudah mengenakan bagian atas mukena sementara untuk bagian bawah saya mengenakan celana longgar dan tak lupa juga mengenakan kaos kaki. “Rok bawahan mukena tak perlu dibawa karena toh kita sudah pakai kaos kaki jadi bisa dipakai salat,” begitu kata ibu saya pada saya dan adik.

Nah, selama periode salat di Masjid Nabawi inilah saya jadi tahu kalau mukena bukanlah pakaian yang umum digunakan untuk salat. Seperti yang kita tahu syarat dari salat itu adalah menutup aurat. Jadi pakaian apapun asal sudah menutup aurat kita sudah bisa dibawa untuk salat asalkan bersih dari najis. Dari sinilah kemudian saya melihat bagaimana jamaah wanita dari Arab langsung salat dengan mengenakan gamis hitam yang mereka kenakan. Lalu ada jamaah Iran yang mengenakan kain lebar (seperti seprai) yang diselimutkan ke tubuh mereka saat melaksanakan salat. Jamaah India dengan Salwar Kameez dan kerudung yang dililit di kepala. Lalu bagaimana dengan mukena? Ternyata (mungkin) hanya jamaah Indonesia dan Malaysia yang mengenakannya.

Meski saat ini sudah banyak wanita muslimah yang mengenakan gamis dalam kesehariannya, namun ada juga yang masih tetap memakai mukena saat melaksanakan salat. Mungkin mereka merasa kurang afdol kalau salat tidak mengenakan mukena. Nah, berhubung mukena ini merupakan pakaian yang lazim dikenakan oleh wanita Indonesia saat melaksanakan salat, maka sudah pasti ada banyak model yang muncul seiring perkembangan jaman.

Baca lebih lanjut