Di antara teman-teman kantor, saya dikenal (atau mem-branding diri) sebagai seorang pecinta buku. Di dalam tas ransel yang saya kenakan, bisa dipastikan ada sebuah buku di dalamnya. Bahkan jika harus keluar dari kantor untuk sebuah urusan, saya selalu membawa buku yang akan saya baca sebagai pengisi waktu saat menunggu. Ini sendiri saya lakukan karena saya tak pernah mengalokasikan waktu khusus untuk membaca.
Nah, karena dikenal suka membaca dan membawa buku ini, beberapa teman sering bertanya ada novel yang baru tidak pada saya. Biasanya sih saya akan menyodorkan novel yang saya sewa di rental langganan. Namun tak jarang juga saya meminjamkan novel koleksi pribadi. Tentunya ini disesuaikan dengan genre kesukaan si peminjam novel.
Salah satu novel pribadi yang paling sering saya rekomendasikan pada teman-teman kantor adalah Sabtu Bersama Bapak. Novel ini merupakan novel keempat dari Adhitya Mulya yang berhasil saya tamatkan. Tiga novel lainnya, yakni Jomblo, Gege Mengejar Cinta dan Tralveler’s Tale sudah lahap bertahun-tahun sebelumnya.
Mengapa saya sangat merekomendasikan novel Sabtu Bersama Bapak pada teman-teman mungkin beberapa pembaca sudah mengetahui alasannya. Bagi saya, Sabtu Bersama Bapak merupakan novel persembahan dari seorang anak kepada ayahnya sekaligus ayah kepada anaknya. Dalam novel ini Adhitya Mulya menuangkan seluruh nilai yang dimilikinya sekaligus memberikan inspirasi bagi para pembaca novelnya.

Salah satu rekan kantor ber-selfie dengan Sabtu Bersama Bapak
Cerita novel ini sendiri terpusat pada dua saudara bernama Satya Garnida dan Cakra Garnida. Kedua kakak beradik ini harus kehilangan ayahnya di usia yang sangat muda. Meski begitu, baik Satya dan Cakra tak kehilangan sosok ayahnya. Ini semua berkat video yang dibuat sang ayah beberapa waktu jelang kematiannya. Video yang ditonton bersama-sama setiap hari Sabtu ini kemudian menjadi panduan bagi Satya dan Cakra dalam menjalani kehidupan mereka.
Ada banyak ilmu baru yang saya dapatkan setelah membaca novel Sabtu Bersama Bapak. Misalnya bagaimana Satya yang sempat terlalu keras pada anak-anaknya mulai mengevaluasi kembali dirinya setelah menonton kembali video ayahnya. Lalu ada juga cerita bagaimana Cakra yang sedikit kurang beruntung dalam hal jodoh (jika dibandingkan dengan kakaknya) memberikan motivasi kepada para anak magang yang ilmunya tentunya didapat dari sang ayah. Dan jangan lupa juga cerita serunya dalam upaya mendapatkan Ayu.
Untuk kutipan, jelas ada banyak kalimat inspiratif yang bisa kita dapatkan dari novel ini. Di antara yang bisa saya tuliskan di ini adalah :
“Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan.Karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain”
“Ka, istri yang baik gak akan keberatan diajak melarat.”
“Iya, sih. Tapi Mah, suami yang baik tidak akan tega mengajak istrinya untuk melarat. Mamah tahu itu. Bapak juga gitu, dulu.”“Menjadi panutan bukan tugas anak sulung-kepada adik-adiknya, tapi tugas orang tua kepada semua anak”
“Laki atau perempuan yang baik itu, gak bikin pasangannya cemburu. Laki atau perempuan yang baik itu…. bikin orang lain cemburu sama pasangannya.”
Hal lain yang membuat novel ini terasa sangat istimewa adalah bagaimana ia membuat saya begitu bersemangat meminjamkannya. Ini tentu karena nilai-nilai positif yang dimiliki oleh novel ini. Lebih menyenangkan lagi ketika melihat mereka yang membaca novel ini juga mendapatkan inspirasi yang sama seperti saya.
Two Thumbs Up buat Sabtu Bersama Bapak dan Adhitya Mulya!
“Postingan ini di ikut sertakan dalam First Giveaway Buku Inspirasi”
oh ini novel toh *tepok jidat*
gw pikir ini curhatan si AM soal ayahnya, macam buku harian gitu.
eaa..
yah mungkin ada juga beberapa bagian yang bercerita tentang ayahnya. tapi gw sih melihatnya lebih ke gambaran AM sebagai ayah
Aku sudah menghadiahi buku ini kepada seseorang dan sudah mengompori banyak temen untuk baca buku ini. Suka banget!
bukunya emang keren banget sih, ya. jadinya sayang kalau sampai yang lain nggak baca 🙂
Ini novel yang wajib punya. Temen temen udah pada aku komporin buat beli buku ini dan mereka juga suka ^^
iya. teman-teman yang kupinjami novel ini juga rata-rata suka sama isinya 🙂
Dalam buku tersebut terselip kalimat inspiratif dari seorang AM melalui bukunya ini ya mba. Semoga pun dapat menular kepada yg meminjamnya
Terima kasih sudah berpartispasi dalam GA Buku yg Menginspirasi
iya. selain inspiratif, ceritanya sendiri juga oke 🙂
bukunya emang keren…. kalau saya ikutan…. sepertinya bakal cerita tentang buku ini juga, mbak 😀
waa samaan dong kita. hehe. tapi nggak apa-apa deh mas kalau bukunya pilihannya sama. toh isinya pasti beda 😀
Wah harus punya buku ini. Makasih mba untuk resensi singkatnya.
iyaa. ini buku yang wajib dikoleksi 🙂
akuu sampe bikin 2 tulisan di bloogg.. wehehe. pernah bikin parenting notes jugaaa. anw, salam kenal 😉
langsung meluncur ke blognya
salam kenal juga, mbak 🙂
Ahahaha aku dulu ngiranya buku ini semacam memoar. Setelah banyak yang ngerekomendasiin, akhirnya beli dan masya Allah gak bosen berulang bacanya *.*
sayangnya blom berhasil membujuk pak suami membaca buku ini hiks
nggak suka baca ya suaminya, mbak?
suami saya juga belum baca novel ini, mbak. dipinjam melulu novelnya.. heu
ga suka baca novel lebih tepatnya, kalo koran/majalah atw buku non fiksi dia baca juga sih hihihihi
kalau suami saya genre bacaannya yang beda, mbak. hehe
Liat sinopsis emak jadi penasaran pengen beli. Masukin list dulu ah
sip. moga segera ketemu bukunya ya 🙂
minjem dong..suka sekali kutipan yang terakhirrrr
bukunya masih dipinjam. he
Buku ini bgs ya. Awalnya aku males beli karena takut nangis ehhh gak taunya malah sukaaaaa bgt dan gak nangis
Bagian sedihnya dikit aja,mbak noni. Banykakan lucunya malah 😀
Tambah penasaran euui…
Mari berburu buku bermutu!
Terima kasih telah berbagi
Salam kenal dari bumi Borneo ya..
salam kenal juga 🙂
Pertama yang baca anak saya nomor 3, yang terinspirasi berolahraga secara rutin setiap hari setelah membaca buku Sabtu Bersama Bapak. Maka saya pun penasaran dan mulai membaca sinopsis di kover belakang. Dan akhirnya ….membaca sampai tamat dan diulang lagi tamat lagi, dan beli lagi beberapa buat kado nikah. Kesannya, cerita yang mengharukan meski dikemas dengan ceria
wah keren, dok. kalau saya inspirasinya masih tentang parentingnya. kalau yang olahraga masih susah banget ngerutininnya. heu
Cukuplah aku membaca ini sementara, besok beli. Thanks ayanapunya
Jujur, saya jadi tambah kepengin banget baca SBB ini 🙂
Jadi penasaran pengen beli bukunya… 🙂
Salam kenal yaaa…
salam kenal juga 🙂