“Yana, badan kamu menghadap ke suami, terus tatap mata suaminya. Suaminya pegang tangan istrinya, lalu menatap mata istrinya,” begitu kata wanita dengan tutup kepala itu pada saya dan suami. Tubuhnya sejak tadi bergerak-gerak mengarahkan saya dan suami, sementara sang partner (yang juga suaminya) mengambil setiap angle yang telah dianggap menarik.
Saya, yang beberapa jam sebelumnya sudah resmi menyandang status istri hanya bisa menahan tawa sambil mengikuti instruksi yang diberikan. Saya bukanlah orang yang gemar difoto. Pria yang menjadi suami saya baru delat dengan saya lima bulan sebelumnya. Jelas rasanya cukup aneh jika kami harus berpose mesra seperti itu.
Beberapa minggu kemudian, saya dan suami menerima hasil foto dari hari pernikahan kami. Saya tatap foto saya berdua suami yang gayanya diarahkan oleh ibu fotografer. Di sana wajah saya terlihat cantik dan kami benar-benar terlihat seperti raja dan ratu. Memang sih saya agak gemuk. Lalu ada juga beberapa editan yang kurang halus. Namun secara keseluruhan foto tersebut tak terlalu mengecewakan 🙂
Pernikahan merupakan salah satu momen penting dalam hidup kita. Dalam agama saya, menikah berarti menyempurnakan separuh agama. Lalu dalam sebuah buku (atau film?) disebutkan kalau pernikahan adalah salah satu pertaruhan terbesar dalam hidup kita. Kenapa bisa menjadi yang terbesar? Karena saat menikah kita mempertaruhkan masa depan kita.
Sebagai sebuah peristiwa penting, maka tentunya kita ingin menjadikan pernikahan kita benar-benar indah dan selalu dikenang. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, kita akan menemukan resepsi pernikahan dengan berbagai tema. Mulai dari tema pesta kebun hingga negeri dongeng. Semuanya tentu dengan keribetan dan biayanya sendiri.
Ada banyak hal yang harus dipersiapkan dalam sebuah resepsi pernikahan. Mulai dari pemilihan tempat, undangan, tata rias dan dekorasi, makanan, hingga suvenir. Item-item yang disebutkan di atas bisa diurut dari yang paling perlu diurus hingga yang tidak perlu-perlu amat. Ini semua tentunya tergantung dari pengantinnya masing-masing.
Tempat dan Undangan
Urusan tempat pastinya menjadi hal pertama yang harus ditentukan dalam acara resepsi pernikahan. Jika resepsi diselenggarakan di rumah maka urusan tempat akan langsung beres. Namun jika tempat yang dipilih adalah gedung, maka perlu disiapkan gedung mana yang bisa mengakomodir acara resepsi dan tentunya sesuai kantong pemilik acara.
Untuk undangan, kadang beberapa mempelai tidak terlalu ngoyo memilih desain undangan yang mahal dengan alasan undangan tersebut akan berakhir di tempat sampah. Ya kecuali kalau yang menikah merupakan anak pejabat, kecil kemungkinan menggunakan undangan yang biasa saja. Saya dan suami sendiri menggunakan undangan yang kami cetak sendiri.
Era serba digital juga bisa dibilang mulai menggusur keberadaan undangan fisik ini. Cukup pajang undangan di akun media sosial dan mention teman-teman yang diundang. Bahkan kalau kreatif, undangan bisa dibuat dalam bentuk video.
Dokumentasi dan Tata Rias
Dokumentasi bisa menjadi salah satu hal yang paling penting dalam sebuah resepsi pernikahan. Apalah artinya resepsi pernikahan yang megah dan mahal jika tidak ada lensa yang merekam setiap momen di hari berbahagia itu. Makanan bisa habis, souvenir juga habis, make up tak bersisa, namun foto akan bertahan selamanya. Begitulah kira-kira ungkapan yang bisa menggambarkan bagaimana pentingnya dokumentasi dalam sebuah pernikahan. Entah itu yang amatiran hingga jasa foto profesional dengan tarif selangit. Tergantung mempelai saja mau pilih yang mana. Mau fotografer di dalam kota, atau mau nyoba jasa fotografer luar kota seperti Foto Wedding Bandung.
Untuk mendukung dokumentasi yang baik, tentunya diperlukan tata rias yang baik dari kedua pengantin. Saya sendiri sedikit menyesal mengapa tidak cerewet dalam hal pernak-pernik riasan pengantin saya. Untuk make up hari pernikahan sih oke. Tapi begitu resepsi, semuanya terasa jelek. Mulai dari pakaian yang tak sesuai dengan keinginan saya, hingga model jilbab yang tak cocok dengan wajah saya. Akibatnya, hingga sekarang saya masih saja merasa iri melihat foto resepsi orang lain.
Makanan dan Hiburan
Selain dokumentasi, makanan juga menjadi faktor penting dalam sebuah resepsi pernikahan. Berhubung hal ini menyangkut kepuasan undangan, maka sebaiknya kita memilih menyiapkan makanan yang rasanya akan diingat oleh undangan yang datang. Tapi sepertinya perlu diingat juga untuk menyiapkan makanan berlebih untuk kedua pengantin plus para orang tuanya. Sebab sering terjadi kasus para tamu menikmati makanan enak, eh pengantinnya dan orang tuanya malah kehabisan gara-gara fokus nyalamin tamu.
Adapun soal hiburan, memang rasanya tak lengkap sebuah resepsi pernikahan tanpa adanya musik dan nyanyian. Kalau kata ibu saya, “kayak kuburan aja acara kawinan nggak ada musiknya.” Musik ini tentunya tak melulu berupa organ tunggal dengan penyanyi yang bisa membawakan lagu-lagu pilihan kita. Bisa juga dipilih menggunakan CD dengan sound sistem yang bagus agar tak merusak telinga para undangan.
Souvenir
Biasanya pemilihan souvenir dalam resepsi pernikahan didasarkan pada kemanfaatan yang diberikan. Maksudnya, diharapkan souvenir yang diberikan bisa disimpan dan bermanfaat bagi undangan yang datang. Bentuknya bisa berupa gantungan kunci, kipas, bros, gelas, dompet, sendok, hingga Al ma’surat. Namun ada juga beberapa resepsi pernikahan yang memberikan makanan sebagai souvenir pernikahannya. Entah itu berupa permen, atau teh celup. Kalau yang ini pastilah berpikiran daripada souvenirnya nanti dibuang, mending kasih yang bisa dimakan saja.
Salah satu souvenir pernikahan yang sedang nge-hits sekarang adalah Souvenir Photobooth. Ini memang sangat menarik. Ibarat acara red carpet, souvenir photobooth ini menjadi ajang narsis bagi para undangan. Undangan tinggal pasang aksi dengan prop yang telah disediakan. Saat akan pulang nanti, fotonya bisa diambil dan jadilah ia souvenir pernikahan. Jadi, tak hanya pengantin yang bisa bergaya, namun undangannya juga.
Undangan dipajang di medsos cukup mengurangi biaya, 🙂 Tapi menurut saya untuk orang-orang tertentu kudu pakai kartu undangan fisik.
Kalo ada uang lebih pakai WO, kita tinggal check progress yang dikerjakan oleh WO. Gak perlu ribet nyediakan tempat, hiburan, sovenir, makanan dan tetek bengek lainnya.
Iya. Undangan medsos itu biasanya lebih ditujukan buat teman2 mempelainya. Kalau buat yang lebih tua atau dihormati tetap pakai undangan fisik
make upnya bagusan yang pertama, mbak 😀
wah lomba lagi….. ikutan nggak yah? 😀
Iyaa makanya saya nggak puas banget sama make up pas resepsi 😦
Semoga menang mb Yanaaa
Saya dong mba, habis sungkeman kan nangis ya, terus ga sadar gitu kalau make upnya jadi berantakan. Pas tanya suami katanya make upnya gpp, pas saya ngaca sendiri serius jelek banget belang-belang gitu. hehe…
Hihi. Maskaranya bleber kemana-mana dong yaa 🙂
kayaknya maskara sih engga mba, cuma itu bedak habis dibeberapa tempat jadi keliatannya belang gitu mukannya. hehe
waah… dirimu cantik lho di foto2 yg di atas2… kalo yang di bawah, kok agak keliatan tua… hehehe… maap, tapi kan jujur… 😀
btw, souvenir photobooth? hmm, jadi inget, kemaren temen saya ngajakin gabung usahanya yaitu ini. saya yg motoin. pasti menyenangkan nih, motoin orang2 narsis. hahaha…
dan satu yang saya paling kesel adalah saat akad, itu kok ya banyak ‘juru foto dadakan’ yg kadang ganggu banget. kan kita mau fotoin pengantinnya, eh, banyak tangan2 megang henpon yg menjulur2, menghalang2i. ngeliatnya jadi ‘kotor’. ya, ngerti sih mereka kan juga pengen mengabadikan, versi mereka, paling engga deh. cuma buat saya, ngapain juga ya? kan pengantinnya juga udah nyewa mereka yang profesional untuk urusan itu.
*ujung2nya curhat*
iya. aku aja bete banget sama make up pas resepsi itu, mas tije. super kecewa deh pokoknya. padahal yang ngerias orangnya sama.
wah, coba aja jalanin bisnis photobooth-nya, mas. lumayan kan bisa punya usaha sendiri
kalau soal juru foto dadakan itu, mungkin alasannya biar bisa cepat diuplod ke medsos. hihi
hahaha… dimaafkan aja deh. ntar kepikiran keselnya sampe tua lho, tiap liat foto itu. mungkin yg make-up moodnya beda hari itu dengan saat foto yg pertama. 😀
iya, nih… kali aja sukses ya… aamiinn…
hmm, soal juru poto dadakan, baiklah… saya akan belajar memaklumi mereka… hahaha…
hihi iya. biasanya sih buat ngilangin kesal saya mandangin foto pas akad nikah aja jadinya lumayan senanglah 😀
iya, suka make up yg petama 😀
Lebih soft ya make up nya 🙂
Jar kakak ipar ulun, bila pengantinnya pipinya chubby, kambang goyangnya yang kuncup. Jadi kada terlihat lebar. Bila tirus pipi pengantinnya, melati di kambang goyang yang mekar. Jadi kada kelihatan tirus banar. Ulun hanyar ja jua memperhatikan soal kuncup lawan mekar melati tuh 😀
Yg pertama krn bajunya kalem bisa ka lah. Jadi periasnya menyesuaikan. Jadi minimalis make upnya. Yg pas walimahan agak terang warna bajunya.
Oo ky itulh sekalinya. Ternyata ada pengaruhnya jua kuncup melati tu. Hehe
ngurusi pernak pernik pernikahan sih ribet ya…tapi menyenangkan..sebagai pengalaman yg hanya terjadi satu kali aja dlm hidup 🙂
iya. kalau di aku yang benar-benar ngurusi sendiri kayaknya cuma di undangan sama suvenir. heuheu
Hi mbak salam kenal.. Makasih ya partisipasinya
Make up yang akadnya bagus, cantik sekali anggun..
Kalau resepsi mungkin tadinya mau dibuat lebih beda makanya seperti itu.. Tapi yang penting mah selalu bahagia ya rumah tangganya. Kalau mau foto lagi bisa ke foto wedding bandung hihihiih *sambil promosi
Setuju mbak. Yang penting rumah tangganya langgeng dunia akhirat 🙂
photonya bagu bagus…model nya juga bagus….yg moto nya juga bisa dpt angle yg baguuus.
mantaps
btw
salam kenal aja dech
salam kenal juga, mas 🙂
Mbak Yana cantik difoto pertama
Iya, mbak arni. Saya juga merasa begitu
Ping balik: peserta giveaway pernikahan
Setuju, mbak. Semuanya akan habis ga bersissa, tapi foto mah abadi jadi kenangan #eaaaa Aku suka makeupnya, licin, kinclong tapi ga menor. Cakep, deh.
make up yang nikah ya, mbak. hehe