“Yan, lebaran ini kita ke Aluh-aluh aja gin, lah,” kata ibu saya jelang lebaran kemarin. Aluh-aluh adalah sebuah desa tempat nenek dan saudara-saudara ibu saya tinggal. Untuk mencapai ke sana, memerlukan waktu kurang lebih 2 jam. Biasanya saya dan ibu terlebih dahulu naik motor dan disambung naik klotok untuk bisa tiba di rumah nenek. Di masa kecil, saya kerap menghabiskan lebaran di sana. Namun sejak beberapa tahun terakhir, lebih seringnya saudara-saudara ibulah yang datang ke rumah kami.
“Ya, terserah Mama aja,” jawab saya pada ibu. Sudah cukup lama saya tidak merasakan hari pertama lebaran di rumah nenek. Selain itu, suami juga tidak mengagendakan mudik di tahun ini. Tambahan lain, almarhum ayah saya juga dimakamkan di kampung nenek. Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa ibu saya ingin berlebaran di kampung nenek
Sayangnya, di hari H, rencana tersebut berubah total. Beberapa hari jelang lebaran, kami mendapat kabar kalau nenek terjatuh saat hendak mandi. Meski sudah berusia 80 tahun dan fisiknya semakin menurun, nenek memang kadang melakukan aktivitasnya sendiri.