One sec. Wait, I Iove you very much… And then it says…I Iove you & …And when I cIose my eyes I see you. When I open my eyes, I Iong to see you
Even when you are not near me, I feeI you in everything I’m surrounded by…Every second… every minute…aII the time…my eyes search onIy for my dear Naina
CaII it Iove, madness or just my heartbeats…it’s the same thing for me
A Iot of peopIe have Ioved before…but my Iove stands apart from aII of them because…they don’t have you
I can never forget you Naina. I don’t want to forget you. You are mine and I wiII Iove you forever. I wiII Iove you tiII I die…and even after that!
***
Salah satu adegan favorit saya dalam film Kal Ho Naa Ho adalah ketika Aman mengungkapkan perasaannya pada Naina dengan berpura-pura membaca buku harian Rohit yang sebenarnya kosong.
“Aku akan mencintaimu selamanya. Aku akan mencintaimu sampai mati, bahkan sesudah itu,” begitu kata Aman pada Naina.
Naina tentu saja tidak tahu kalau kalimat tersebut adalah kalimat cinta Aman kepadanya. Naina juga pastinya tidak mengerti apa maksud dari kalimat mencintai hingga sesudah mati yang diungkapkan Aman padanya. Yang ia tahu, Aman telah mempermainkannya dengan berusaha menjodohkan dirinya dengan Rohit.
Hingga kemudian sebuah rahasia terbuka. Aman sekarat. Dan dari sinilah diketahui alasan mengapa Aman berusaha menjodohkan Naina dengan Rohit. Aman sadar dirinya takkan bisa membahagiakan Naina dengan waktunya yang sedikit. Aman sadar dirinya mungkin akan lebih banyak membawa kesedihan (lewat kepergiannya) ketimbang kebahagiaan dalam hidup Naina.
Adapun Rohit, dia memiliki cinta yang besar kepada Naina. Rohit juga memiliki cukup waktu untuk membahagiakan Naina. Sesuatu yang tidak dimiliki Aman. Karena itulah Aman akhirnya merelakan Naina untuk Rohit. Begitulah cara Aman mencintai Naina, dan membuktikan bahwa dia mencintai Naina bahkan setelah dirinya meninggal.
Selain Kal Ho Naa Ho, novel Sabtu Bersama Bapak milik Adhitya Mulya bisa jadi juga contoh bagaimana cinta tetap bisa diberikan bahkan setelah kita meninggal. Dalam novel tersebut, diceritakan seorang ayah bernama Gunawan Garnida yang divonis tak berumur panjang. Tak ingin anak-anaknya besar tanpa bimbingan seorang ayah, sebelum meninggal Gunawan membuat rekaman video untuk ditonton kedua anaknya sepeninggal dirinya.
“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.
“Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.…
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”
Video yang kemudian diputar setiap hari Sabtu itu kemudian menjadi harta paling berharga bagi kedua anak Gunawan, Satya dan Cakra. Dalam video tersebut, Gunawan bercerita banyak hal. Entah itu nasehat, atau sekadar berbagi kisah penuh hikmah. Melalui video tersebut, Gunawan membuktikan bahwa ia masih bisa memberikan cinta dan kasih sayang kepada kedua anaknya meski dirinya telah meninggal.
kalhonahooo….
jadul bangettt. hehehe
Iyaa.. shah rukh khan nya msh terlihat muda. Hihi
aku suka banget kal ho na ho sediiiiih…ya walau badan sudah tidak ada tapi cinta tetap ada
iya 🙂
Film baru yan?
Film lama, muse. Tahun 2003
ada peninggalan yang bisa dimanfaatkan oleh yang maasih hidup… mungkin itu menjadi bukti cinta
Iya. Bisa jadi begitu 🙂
Mengharukan sekali sepertinya..
iya 🙂
Saya suka lagunya.
iya. lagunya bagus 🙂