Menikah di KUA? Kenapa tidak?

“Kenapa menikah di KUA?” begitu pertanyaan yang terlontar ketika saya mengabarkan rencana pernikahan saya berikut tempatnya kepada beberapa teman. Mereka seolah tak percaya kalau saya akan melangsungkan pernikahan di Kantor Urusan Agama, dan bukannya di rumah layaknya calon pengantin lainnya.

Mendengar pertanyaan tersebut, saya hanya tersenyum. “Kalau nikah di rumah bayar enam ratus ribu rupiah. Di KUA cuma lima puluh ribu rupiah,” jawab saya pada mereka.

“Oh, ya? Wah waktu aku nikah dulu nggak begitu,” kata teman yang lain lagi.

“Ya mungkin waktu itu peraturannya belum keluar,” jawab saya lagi sekenanya. Kalau boleh jujur, saya cukup capek menghadapi pertanyaan yang sama seputar menikah di KUA ini. Untungnya setelah mendengar jawaban tersebut teman saya tak bertanya lagi. Belakangan baru saya ketahui kalau peraturan tersebut dikeluarkan pada Juni 2014 lalu. Jadi memang tidak salah kalau banyak yang bingung dengan pernikahan di KUA ini.

Baca lebih lanjut

Saat Akhirnya Kita Bertemu

Bagaimana kita bisa tahu seseorang adalah jodoh kita?

Pertanyaan ini pastilah pernah hadir di kepala setiap orang. Terutama pada mereka yang belum menemukan jodohnya. Saya sendiri pun kerap melontarkan pertanyaan ini pada teman-teman yang akan menikah. Dan jawaban mereka rata-rata sama. “Hatimu memberikan jawabannya,” begitu kira-kira kata mereka.

Satu hari di tahun 2010, saya mendaftarkan diri pada Forum Lingkar Pena Cabang Banjarmasin. Setelah melalui rangkaian tes, terpilihlah sekian orang yang menjadi anggota baru FLP Cabang Banjarmasin. Dari organisasi ini, saya kemudian berkenalan dengan seorang pria bernama Murdiyanto. Meski usianya tak jauh dari saya, namun karena profesinya kala itu adalah pengajar, maka kami kemudian kerap memanggilnya “Pak Didi”.

Tak banyak interaksi yang terjalin antara saya dengan Pak Didi selama keikutsertaan kami di FLP ini. Kami biasanya hanya berinteraksi dalam beberapa event yang diadakan oleh FLP Cabang Banjarmasin. Entah itu seminar menulis atau silaturahim antar anggota FLP Cabang Banjarmasin. Di luar organisasi, hanya beberapa kali saya bertemu dengannya untuk beberapa keperluan.

Baca lebih lanjut

Mencintai Hingga Sesudah Mati

One sec. Wait, I Iove you very much… And then it says…I Iove you & …And when I cIose my eyes I see you. When I open my eyes, I Iong to see you

Even when you are not near me, I feeI you in everything I’m surrounded by…Every second… every minute…aII the time…my eyes search onIy for my dear Naina

CaII it Iove, madness or just my heartbeats…it’s the same thing for me

A Iot of peopIe have Ioved before…but my Iove stands apart from aII of them because…they don’t have you

I can never forget you Naina. I don’t want to forget you. You are mine and I wiII Iove you forever. I wiII Iove you tiII I die…and even after that!

***

Baca lebih lanjut