Jadi Senior

Hari Senin lalu merupakan hari pertama bagi 55 karyawan baru di perusahaan tempat saya bekerja. Layaknya saya dan teman-teman lainnya, kelima puluh lima karyawan baru ini terpilih setelah melalui serangkaian tes yang cukup ketat. Di hari pertama tersebut, para karyawan baru dikumpulkan di aula kantor untuk diberikan pengarahan seputar seluk beluk perusahaan.

Setelah diberi pengarahan, hari berikutnya para karyawan baru ini diperkenalkan pada seluruh karyawan senior dalam apel harian. Berhubung jumlahnya yang cukup banyak, maka sesi perkenalan dibagi per sepuluh karyawan. Hampir dua pertiga dari karyawan baru ini adalah laki-laki. Mengenakan atasan putih (plus kerudung hitam bagi muslimah) dan celana hitam, kelima puluh lima karyawan baru ini terlihat seperti puluhan anak magang. Yah, tak jauh beda dengan penampilan saya setahun yang lalu.

Kami semua mulai memperhatikan saat sepuluh orang pertama memperkenalkan diri mereka di depan lapangan. Beberapa dari mereka ada yang sudah cukup memiliki pengalaman dalam dunia kerja, entah itu sesuai jurusannya maupun jurusan yang berbeda. Beberapa lagi masih fresh graduate. Usai karyawan ke-sepuluh memperkenalkan diri, apel pun dibubarkan. Kami semua kembali ke divisi kami masing-masing. Sementara para karyawan baru kembali ke aula untuk mendapatkan pengarahan selanjutnya.

***

Memandang para karyawan baru kemarin mau tak mau mengingatkan saya pada masa-masa awal kami bekerja dahulu. Jujur rasanya masih lumayan kaget bahwa hanya dalam kurun waktu setahun status kami sudah berubah dari junior menjadi senior. Ada banyak kesan yang kami dapatkan selama menjadi karyawan junior. Mulai dari proses adaptasi di divisi tempat kami ditempatkan, hingga beberapa sentilan yang kadang cukup membuat geregetan. Yah, pada intinya, selama menjadi karyawan baru, gerak dan tingkah laku kami cukup menjadi pusat perhatian dari karyawan-karyawan senior.

Saya ingat beberapa hari jelang masuknya para karyawan baru ini, kami satu angkatan dibariskan di lapangan dan diberi pengarahan kembali. Kelengkapan seragam kami diperiksa. Kami juga diingatkan kembali tentang peraturan perusahaan. Sebagai karyawan senior (meski bedanya cuma setahun), kami diharapkan bisa memberi contoh yang baik bagi karyawan baru.

Saya sendiri mungkin lebih terpikir tentang bagaimana nantinya saya memandang para karyawan baru ini.  Jika dulu saya kerap sebal karena mendapat kritikan seputar tingkah laku, lalu apakah nantinya sebagai senior saya juga akan turut mengkritik para karyawan baru ini? Sebab layaknya seorang kakak, sepertinya sudah menjadi naluri bagi kita untuk mengingatkan adik-adik kita jika mereka melakukan kesalahan.

31 pemikiran pada “Jadi Senior

  1. Saya udah ngerasain jadi senior beberapa tahun yang lalu, ada junior yang baik dan bisa diajak temenan, tapi ada juga junior yang nggak ‘tahu diri’ sebagai orang baru.
    ngelewatin para senior yang sedang duduk2 aja cuek bebek, nggak ngucapin permisi atau senyum dikit. dan itu hanya sama saya tapi juga sama yang jauh lebih tua ckckckck

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s