Jelang ulang tahun perusahaan, layaknya tahun-tahun sebelumnya kantor tempat saya bekerja mengadakan beberapa pertandingan. Entah itu antar departemen atau yang berskala lokal. Untuk antar departemen, pertandingan yang diadakan meliputi pertandingan olah raga dan beberapa permainan beregu yang cukup seru untuk diikuti. Biasanya untuk lomba antar departemen ini diadakan pada hari Jum’at.
Untuk tahun ini, salah satu permainan beregu yang dijadikan ajang perlombaan adalah lomba Balogo. Lomba Balogo ini merupakan salah satu permainan tradisional di daerah Kalimantan Selatan. Saya sendiri hanya sering mendengar permainan ini tanpa pernah memainkannya. Di masa kecil, permainan tradisional yang sering saya mainkan antara lain gobak sodor, kelereng, lompat tali, patuk lele, dan main inting (nggak tahu bahasa indonesianya). Karena penasaran, saya pun setia menunggu hingga pertandingan ini dimulai.
Usai permainan gobak sodor selesai, pemainan balogo pun dimulai. Saya lihat dua orang petugas meletakkan dua buah segitiga kecil secara berjejer -dengan jarak sekitar 2 atau di meter antar segtitiga- di lapangan yang digunakan. Dua buah benda pipih berbentuk (seperti) hati dan sebuah tongkat juga disediakan dalam permainan ini. Untuk pesertanya sendiri, dipilih dua orang dari setiap departemen.
Setelah persiapan selesai, permainan pun dimulai. Dari yang saya lihat, permainan balogo ini agak mirip dengan permainan golf atau billiard. Seorang pemain, dengan menggunakan tongkat dan benda pipih (sebut saja undas) berusaha merobohkan segitiga yang sudah dipasang di atas lapangan. Setiap segitiga yang berhasil dirobohkan akan diberi nilai. Namun jika segitiga paling ujung tidak berhasil dirobohkan, maka nilai tidak akan dihitung. Jika kedua tim mendapat nilai yang sama, maka akan dilakukan tembakan penalti. Selain itu, jika undas yang digunakan mengenai undas yang lain maka tim tersebut mati.
Departemen tempat saya ditempatkan sendiri mendapat giliran ke empat. Berhubung sudah mendekati jam pulang, saya memutuskan meninggalkan lapangan di tengah permainan.
Beberapa belas menit kemudian, dua orang rekan saya kembali ke kantor dengan wajah sumringah. Ternyata departemen kami keluar sebagai pemenang lomba balogo. Ah, langsung saja saya merasa menyesal karena meninggalkan lapangan terlebih dahulu. Meski begitu, setidaknya saya masih bisa menyaksikan detik-detik kemenangan departemen kami dalam video yang direkam oleh salah satu teman saya.
Wah unik. Baru tahu tentang balago ini. Seru ya perusahaannya bikin lomba2 gini ๐
aku juga baru kali ini melihat permainan ini ๐
Sama kayak Ari, baru tau juga Balago ๐
mungkin ada permainan yang mirip tapi beda nama, mba?
link youtubnya ada mbak?
nggak bisa lihat langsung nih
coba klik ini, mas
di pc ini nggak bisa buka youtube langsung, mbak
Lah tadi bukannya minta link yt?
lilnknya http-nya aja. itu tadi langsung video embednya yah?
itu saya copy dari alamat youtube nya sih
atau
Kok Yana nggak ikutan aja hehehe
nggak dipilih, mba Naz. trus kata panitianya yang ikutan yang pernah main aja. hehe
Kalau di Jawa mirip gaco-gacoan. Hanya saja memakai batu yang diletakkan diatas telapak kaki. Batu itu dihantamkan pada batu gaco di garis depan
wah iya, yang itu juga ada di tempatku. tapi aku lupa namanya apa ๐