Kenangan Maba

Hari itu, hari terakhir masa orientasi kami di kampus. Rencananya, setelah acara ditutup kami semua akan langsung pulang ke indekos masing-masing. Namun, baru saja kaki kami menginjak halaman kampus, sebuah seruan terdengar dari belakang.

“Semua mahasiswa baru kumpul di lapangan!” begitu seru suara tersebut. Kami semua yang menengar seruan tersebut otomatis menghentikan langkah. Masih dalam kebingungan, tiba-tiba muncullah sosok-sosok senior kami di sekeliling halaman kampus. Wajah mereka tampak garang dan suara-suara lantang keluar dari bibir mereka. Seolah ingin menunjukkan kekuasaan mereka sebagai senior kampus.

Sesuai dengan seruan yang diberikan sebelumnya, kami semua pun mulai berbaris di halaman. Kayaknya bakal diospek nih, begitu kata saya dalam hati. Saat saya menjadi mahasiswa baru kala itu, ospek merupakan tema yang sangat sensitif. Ini mengingat di masa itu sedang hangat-hangatnya kasus mahasiswa yang meninggal karena mengikuti ospek di kampusnya. Karena itulah di masa saya jadi mahasiswa baru, ospek diminta untuk ditiadakan. Namun tentu saja para senior tidak langsung menurut dengan kebijakan tersebut.

Baca lebih lanjut

Mengintip Dunia Kerja dalam Misaeng

Jang Geu Rae bekerja di One International atas bantuan dari seorang Direktur pada perusahaan besar tersebut. Hal ini membuatnya langsung mendapat sorotan sebagai karyawan magang yang masuk perusahaan karena koneksi. Selain itu, latar pendidikannya yang hanya setara SMU dan tanpa pengalaman kerja semakin membuatnya dipandang buruk. Bahkan manager yang menjadi atasannya pun sempat tak menyukainya atas statusnya tersebut.

Meski begitu, Jang Geu Rae tak menyerah. Dengan cepat ia belajar untuk mengejar ketertinggalannya. Untungnya meski tak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, Jang Geu Rae memiliki kemampuan bermain Go yang cukup baik. Inilah permainan yang membuatnya berhenti dari SMA agar bisa menjadi pemain profesional. Sayangnya impian Jang Geu Rae kandas. Namun siapa sangka permainan Go yang dilakoninya selama belasan tahun ternyata bisa membantunya bertahan di One International. Ini tentunya turut didukung dengan atasan dan rekan kerja yang bisa membimbingnya dengan baik.

Lain Jang Geu Rae, lain pula kisah tiga teman lainnya sesama karyawan baru di One International. Ahn Young Yi, Jang Baek Gi dan Han Seuk Yul adalah tiga karyawan yang bisa dibilang memiliki tingkat kompetensi yang sangat baik. Mereka berasal dari perguruan tinggi ternama, menguasai bahasa asing, juga sangat cemerlang di masa magang mereka.

Baca lebih lanjut

[Cerpen] DINNO DAN DHIRA

Matahari mulai menyeruak masuk ke kamar Dhira. Sementara pemiliknya masih bersembunyi di balik selimut tebalnya. Dhira tidak sadar kalau sedari tadi ada sesosok tubuh yang berdiri tepat di depan kasur empuknya dan memandang tajam ke arahnya.

“Bangun Tuan Putri! Ini sudah jam 10. Mau sampai kapan lo tidur?!”

Dhira membuka matanya demi mengetahui siapa yang berani mengganggu tidurnya. Dan ketika dilihatnya wajah tampan Dinno, dia kembali menutup matanya. Dinno terlihat mulai gemas. Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Dhira dan dilemparkannya ke lantai.

Dhira langsung terbangun begitu sadar tubuhnya sudah tidak ditutupi selimut lagi. “Dinno! Kok selimutnya diambil sih? Dingin tahu!” Dhira lalu berdiri dan mengambil selimutnya kembali.

“Dhir, lo sudah gila ya? Hari begitu cerah gini lo bilang dingin. Bangun dan cepat mandi gih. Heran deh, cewek kok bangunnya kalah cepat sama matahari, nggak baik tahu!”

Baca lebih lanjut

Jadi Senior

Hari Senin lalu merupakan hari pertama bagi 55 karyawan baru di perusahaan tempat saya bekerja. Layaknya saya dan teman-teman lainnya, kelima puluh lima karyawan baru ini terpilih setelah melalui serangkaian tes yang cukup ketat. Di hari pertama tersebut, para karyawan baru dikumpulkan di aula kantor untuk diberikan pengarahan seputar seluk beluk perusahaan.

Setelah diberi pengarahan, hari berikutnya para karyawan baru ini diperkenalkan pada seluruh karyawan senior dalam apel harian. Berhubung jumlahnya yang cukup banyak, maka sesi perkenalan dibagi per sepuluh karyawan. Hampir dua pertiga dari karyawan baru ini adalah laki-laki. Mengenakan atasan putih (plus kerudung hitam bagi muslimah) dan celana hitam, kelima puluh lima karyawan baru ini terlihat seperti puluhan anak magang. Yah, tak jauh beda dengan penampilan saya setahun yang lalu.

Kami semua mulai memperhatikan saat sepuluh orang pertama memperkenalkan diri mereka di depan lapangan. Beberapa dari mereka ada yang sudah cukup memiliki pengalaman dalam dunia kerja, entah itu sesuai jurusannya maupun jurusan yang berbeda. Beberapa lagi masih fresh graduate. Usai karyawan ke-sepuluh memperkenalkan diri, apel pun dibubarkan. Kami semua kembali ke divisi kami masing-masing. Sementara para karyawan baru kembali ke aula untuk mendapatkan pengarahan selanjutnya.

Baca lebih lanjut

Lomba Balogo

Jelang ulang tahun perusahaan, layaknya tahun-tahun sebelumnya kantor tempat saya bekerja mengadakan beberapa pertandingan. Entah itu antar departemen atau yang berskala lokal. Untuk antar departemen, pertandingan yang diadakan meliputi pertandingan olah raga dan beberapa permainan beregu yang cukup seru untuk diikuti. Biasanya untuk lomba antar departemen ini diadakan pada hari Jum’at.

Untuk tahun ini, salah satu permainan beregu yang dijadikan ajang perlombaan adalah lomba Balogo. Lomba Balogo ini merupakan salah satu permainan tradisional di daerah Kalimantan Selatan. Saya sendiri hanya sering mendengar permainan ini tanpa pernah memainkannya. Di masa kecil, permainan tradisional yang sering saya mainkan antara lain gobak sodor, kelereng, lompat tali, patuk lele, dan main inting (nggak tahu bahasa indonesianya). Karena penasaran, saya pun setia menunggu hingga pertandingan ini dimulai.

Usai permainan gobak sodor selesai, pemainan balogo pun dimulai. Saya lihat dua orang petugas meletakkan dua buah segitiga kecil secara berjejer -dengan jarak sekitar 2 atau di meter antar segtitiga- di lapangan yang digunakan. Dua buah benda pipih berbentuk (seperti) hati dan sebuah tongkat juga disediakan dalam permainan ini. Untuk pesertanya sendiri, dipilih dua orang dari setiap departemen.

Baca lebih lanjut