Ketika memasuki bangku SMP, ada seorang teman sekelas yang saya sukai. Kulitnya coklat muda, rambut lurus, dan wajahnya tampan. Yah, setidaknya di mata saya. Saya ingat “jatuh cinta” pada sosok itu sejak pandangan pertama. Dan selama beberapa waktu, saya menghabiskan waktu untuk menatap dirinya yang asyik bercengkerama dengan teman-temannya. Kala itu, posisi saya yang duduk di bangku belakang memudahkan saya untuk memandangnya. Dari posisi tersebut, saya bisa dengan puas menikmati tawanya, wajahnya, dan segala macam kelakuannya tanpa ia ketahui.
Belasan tahun kemudian, saya menonton sebuah drama korea berjudul Reply 1994. Dalam drama tersebut, Chil Bong, salah satu pemeran pria digambarkan menyimpan cinta untuk Sung Na Jung, tokoh utama wanita. Dan karena menyimpan cinta itu, ia kerap mengambil posisi di belakang Na Jung agar bisa memandangnya tanpa diketahui.
Menonton drama ini, mau tak mau mengingatkan saya pada cinta pertama saya kala SMP tersebut. Bukan hanya cinta pertama itu sebenarnya, namun juga beberapa perasaan terpendam lain yang sempat hadir di hati saya untuk beberapa sosok. Lalu saya juga teringat pada sebuah fragmen dari film Rectoverso yang diangkat dari kumpulan cerpennya Dewi “Dee” Lestari, yang bercerita tentang seorang gadis yang selama beberapa waktu hanya bisa memandang punggung orang yang disukainya.
Memandang dari kejauhan. Kadang tanpa disadari hal itulah yang paling sering kita lakukan kala menyimpan cinta untuk seseorang. Dan diakui atau tidak, saat kita menyimpan cinta untuk seseorang, kita akan lebih senang berada di belakangnya. Dengan begitu, kita bisa leluasa menatapnya, menatap punggungnya. Ya. Bagi mereka yang menyimpan cinta, punggung seolah menjelma menjadi bagian terbaik dari sosok yang ia sukai. Jika saja sosok yang dicinta tersebut berbalik, maka ia akan menemukan seseorang yang menatap punggungnya sambil tersenyum.
Ijin menyimak sis http://cicakkreatip.com/2014/07/10/premium-tidak-bisa-melindungi-tangki-motor-kita-dari-karatmau-tau-alasannya/
Cinta tak terucap ya Yaaann.. 🙂
Iyaa. Dan kadang cukup bikin menderita 😀
Hahaha… Beneerr… Makanya diungkapin lewat blog ya Yan… 🙂
Haha. Tau aja deeh 🙂
xixixi… iya doongg 🙂
Sakit yang luar biasa kalau aku, cinta tak terucap …
Wah thema baru ya yana…?
Bener banget, ria. Sebenarnya cinta tak terucap itu paling bikin menderita 😀
Iya nih kemarin cari-cari tema baru dan ketemu yang ini 🙂
ulun ngubek2 blog kada dapat jua tulisan ulun tuh, Ka. Tapi di folder laptop ulun ternyata masih ada 😀
Hanyar ulun posting 😀
http://coretanyanti.wordpress.com/2014/07/10/rectoverso-sebuah-catatan-yang-tertunda/
Meluncuur
jadi lebih senang dipunggungi yah? 😀
Nggak juga sih. Cuma kalau lagi naksir orang lebih asyik menatap punggungnya 😀
inget masa2 sekolah hahahahahahahaaa…… maaaaluuuuuuuu
Hihi. Iya
Well, I hope he reads this post… 😉
Saya malah berharap sebaliknya, mas 🙂
Huhuhu… Yanaaa… udah 2 tulisanmu yg ‘nyindir’ sayah. *nangis di atas batu kali*
Btw, kalo dirimu bilang soal menatap punggung, saya bilangnya cinta gratisan. Gratis buat dia. Karena dia ga harus ngapa2in, ada cinta yg sebenernya ada terus buat dia. Dan ga perlu membalas malah. Saya sempet tulis dan posting kok di blog wordpress. Hehe…
Iya, saya pernah begini. Dan masih! Hahaha…
Hahaha. Pukpuk mas tije
Iya, kayaknya saya juga pernah baca tulisan yang itu. Kalau saya sih mikirnya ada nggak ya orang yang diam-diam menatap punggung saya. Hihihi
Ya, mungkin aja ada. Dan dia sebenernya nulis tentangmu di blognya. Sama kaya kita. Hahahaha…
hahaha. who knows, ya 🙂
keren tulisannya mbak 🙂
makasih udah mampir 🙂
Memperhatikan orang yg disuka diam-diam emang seru, tapi nggak enaknya pas tiba-tiba beradu pandang bisa jadi salah tingkah 😀
Kalau dia berbalik langsung alihkan pandangan. Hehehe
“Lalu saya juga teringat pada sebuah fragmen dari film Rectoverso yang diangkat dari kumpulan cerpennya Dewi “Dee” Lestari, yang bercerita tentang seorang gadis yang selama beberapa waktu hanya bisa memandang punggung orang yang disukainya.” -> favorit saya di Rectoverso nih 😀
film atau bukunya?
bukunya dong. kalau filmnya cuma suka yg scene malaikat juga tahu aja1 . akting lukman sardi keren 🙂
Ooo. Aku malah baru baca cerpennya kemarin 🙂
aku sih udah baca dari lama sejak terbit dulu. suka banget rectoverso
jangan merasa sampai cinta yang sedemikian sempit menjadi derita untuk hidup kita selama lamanya. bukankah begituu neng?
salam blogwalking