Baiklah, setelah libur berhari-hari akhirnya bisa juga melanjutkan cerita bersambung yang ditimpukkan mas Rifki pada saya. Cerita yang saya tulisan ini adalah cerita keenam dan cerita selanjutnya akan disambung oleh teman yang saya tunjuk di akhir cerita.
Program ini namanya Cerita Bersambung Blogger, yang punya syarat dan ketentuan sebagai berikut :
- Meneruskan cerita bersambung dari blogger sebelumnya dengan panjang cerita minimal 100 kata (Lanjutan cerita bebas baik dari segi plot dan alur cerita, dll);
- Point of view atau sudut pandang cerita menggunakan sudut pandang orang pertama, seolah-olah penulis/pembaca menjadi tokoh utama di dalam cerita;
- Berikan Judul artikel cerita dengan format, Cerita Bersambung Blogger : Judul Cerita;
- Pada akhir cerita cantumkan cerita sebelumnya dengan format, Cerita Sebelumnya : Judul cerita oleh Nama Blogger dan sertakan pula link judul cerita ke artikel cerita dan nama blogger ke URL Blog;
- Setelah selesai menulis cerita, pilih satu teman blogger untuk meneruskan cerita selanjutnya dan beri link URL blog temanmu;
Yuk, bikin cerita ini lebih berwarna. Jangan berhenti di kamu ya…
***
SEPOTONG KENANGAN
“Yulia itu adalah gadis yang pernah saya cintai,” jawabku kemudian.
“Hmm… begitu rupanya. Dilihat dari cara nak Arya memanggil namanya, pastilah dia gadis yang sangat istimewa,” kata pak Bahri lagi.
Tatapanku kembali menerawang. Terbayang di kepalaku sosok Yulia yang selama tiga tahun ini mengisi sebuah ruang di hatiku. Wajahnya yang bulat telur, mata sebulat bola pingpong yang selalu ekspresif, dan tentu saja gigi ginsul yang menambah manis senyumnya. Ah, bahkan saat ini pun aku masih merindukannya.
“Benar sekali, Pak. Setidaknya sebelum dia meninggalkan saya,” balasku setelah terdiam beberapa saat.
Mendengar jawabanku, rona penyesalan langsung terlihat di wajah pak Bahri.
“Ah, Bapak minta maaf kalau ternyata membuka luka hati nak Arya.”
Aku tersenyum. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling kamar. Pada salah satu dinding kulihat sebuah jam dinding yang jarum pendeknya mengarah ke angka delapan. Cukup lama juga ternyata aku pingsan saat berada di pantai tadi. Dengan kekuatan yang sudah mulai pulih, aku pun beranjak dari tempat dudukku.
Bersambung…
Cerita Sebelumnya : Yulia oleh mas Rifki Jampang
Cerita Berikutnya akan dilanjutkan oleh Yanti
Nunggu lanjutannya lagi… 🙂
Semoga Yanti segera merespon timpukan ini. Hehe
Mba. Link ke Yanti nya error ya
Wah masih error? Tadi sudah kubenerin sih. Ntar kucek lagi ya, ryan 🙂
Wah gak bakal habis nih cerita… Mantap…
Iya, tergantung yang selanjutnya aja 🙂
😀 ketinggalan baca niy
Monggo dibaca dari awal 🙂
Yulia oh yulia… Btw mbak, link ke blognya mbak yanti kykny eror tuh… Link tautannya salah mbak.
Udah diperbaiki link-nya ^_^
Oke fixxxx…
Tengs mbak aya.
wah.. kurang panjang nih 😀
Kakaaa… Baru buka blog via laptop. Ulun pelajari dulu cerita2 sebelumnya. Kada mengikuti dari awal 😀
siip
Ping balik: Cerita Bersambung Blogger : Sekejap CLBK | Lewat kata, aku bicara
CLBKnya agak rumit tuk melangkah…
tergantung penulis selanjutnya kan yah?
Wahh.. bener2 menarik bgt cerita bersambung blogger ini, menantang blogger untuk menuliskan cerita yang lebih berwarna..
Salam kenal sist, berkunjung kerumah baru aku yaa
salam kenal juga 🙂
insya Allah nanti aku berkunjung ya 🙂