I Hear Your Voice

Selama bertahun-tahun aku membayangkan pertemuanku dengan cinta pertamaku. Dia adalah seorang gadis yang kutemui sepuluh tahun yang lalu. Wajahnya cantik dan  pemberani. Dengan keberaniannya, ia telah menyelamatkan hidupku dan memberi keadilan atas kematian ayahku.

Setiap hari aku menyusuri jalan di Yeon Ju sambil berharap bisa menemukan sosoknya kembali. Sosoknya terekam dalam tiap lembaran buku harian yang mengiringi perjalanan kehidupanku selama sepuluh tahun terakhir. Dan meski sepuluh tahun telah berlalu sejak pertemuan kami, aku yakin akan bisa langsung mengenalinya.

Sayangnya saat hari pertemuan itu akhirnya tiba, aku dihadapkan pada kenyataan pahit. Cinta pertamaku ternyata tak seperti yang kubayangkan. Dia masih cantik seperti dulu, dan kini bekerja sebagai pengacara publik di Yeon Ju. Namun alih-alih menjadi pengacara hebat, dia malah menjelma menjadi seorang pengacara payah yang bahkan tak mau berusaha untuk membela kliennya. Selain itu ada sisi lain dari dirinya yang belakangan kuketahui, yang membuat diriku harus banyak mengurut dada.

“Kau hidup seperti ini?” tanyaku ketika berada di rumahnya. Kuperhatikan sekelilingku. Kulihat sampah bertebaran di seluruh penjuru rumah, beberapa pakaian tergeletak di sofa, serta piring-piring kotor dan panci yang menumpuk di wastafel. Yang paling parah, dia memberiku makanan yang lebih bisa disebut sebagai makanan anjing. Bagaimana mungkin seorang wanita dewasa bisa hidup seperti ini? Tanyaku dalam hati.

“Jangan menatapku seperti itu. Sembilan puluh persen wanita di negara ini hidup seperti ini,” katanya sambil mengunyah sarapannya. Kulihat beberapa butir nasi tampak keluar dari mulutnya.

Melihat kelakukannya tersebut, aku setengah bergidik. Perempuan ini sungguh jauh dari bayanganku selama ini. “Aish, selesaikan dulu makanmu. Jangan bicara sambil makan,” kataku kemudian.

Perempuan di hadapanku ini kemudian melanjutkan makannya. Aku memandangnya. Berusaha mendengarkan suara yang berasal dari pikirannya. Setelah sepuluh tahun, akhirnya aku bisa menemukannya kembali. Meski sosoknya tidak seperti yang kubayangkan, aku tahu aku akan tetap mencintainya. Dan seperti janjiku padanya sepuluh tahun yang lalu, mulai sekarang aku yang akan menjaganya.

***