[Cerpen] Bukan Cinderella

Pangeran Erick menatap sepatu perempuan yang kini ada di tangannya. Berbentuk high heels dengan warna putih dan ornameh kristal pada bagian depannya, sepatu tersebut ditemukannya di lantai balkon istana saat pesta dansa berlangsung tadi malam. Sambil memutar-mutar sepatu tersebut, diketuk-ketukkannya jarinya ke sandaran kursi yang ia duduki sekarang.

“Menurutmu apa maksud gadis itu meninggalkan sebelah sepatunya, Ren?” tanya pangeran pada Ren, pengawal setia sekaligus sahabatnya yang sejak pagi sudah menemaninya.

“Kurasa jelas sekali. Dia ingin Anda mencarinya,” jawab Ren dari tempatnya berdiri.

“Maksudmu aku harus mengadakan sayembara dan meminta para gadis di kota ini mencoba sepatu ini? Hah! Kalau begitu caranya mungkin aku akan mendapatkan puluhan gadis yang kakinya pas dengan sepatu in,” kata Pangeran Erick, masih sambil memandangi sepatu di tangannya.

“Atau bisa juga Anda memanggil kembali para gadis yang datang tadi malam dan menanyakan sepatu apa yang mereka kenakan pada pesta tadi malam. Saya rasa itu akan lebih efektif.”

Baca lebih lanjut