My Love From Another Star

Perlu waktu tiga tahun hingga akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan sosoknya. Di tengah puluhan wartawan dan kamera mereka yang berkilat sosoknya tiba-tiba muncul. Tak ada yang berubah dari dirinya. Masih jangkung dan tampan, tak bertambah tua sedikitpun. Dengan mantap ia berjalan menuju ke arahku, melewati orang-orang yang berdiri membeku. “Aku sudah bilang jangan keluar pakaian terbuka, ” katanya setelah menyampirkan jas luarnya ke punggungku yang terbuka.

Aku menyentuh wajahnya. Masih tak percaya dengan sosoknya yang kini berada di hadapanku. Ini jelas bukan ilusi, seperti yang pernah kualami tiga tahun yang lalu, saat menunggunya di menara Namsan di hari keseratus kebersamaan kami. Sosoknya benar-benar nyata. Tanpa sadar air mata menetes dari mataku.

“Kau kembali,” kataku masih tak percaya

“Ya, ini aku,” jawabnya.

Baca lebih lanjut