Memilih Cinta

Dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa, kita tahu ada tokoh bernama Marja yang sesekali mencuri perhatian di antara scene-scene indah dalam film tersebut. Dengan wajah cantik dan pintar tentunya menjadikan Marja sosok yang digandrungi lelaki. Namun dalam film tersebut, Marja dikisahkan menaruh perhatian ada Rangga, suami dari Hanum.

Dalam tiap kesempatan, kita bisa melihat bagaimana “gencar”nya Marja mendekati Rangga. Mulai dari mengajak berdiskusi masalah perkuliahan, hingga sekadar memberikan bantuan kecil pada Rangga. Kenyataan bahwa Rangga sudah memiliki istri nampaknya tidak menjadi penghalang bagi Marja untuk menunjukkan perhatiannya. Untungnya, Rangga sebagai suami tidak pernah menanggapi perhatian yang diberikan Marja padanya. Dan pada akhirnya, Marja pun menyerah dari usahanya mendapatkan hati Rangga. Satu kalimat yang paling saya ingat keluar dari mulut Khan saat mengingatkan Marja di sekuel kedua film tersebut, “Apa kamu mau jadi yang kedua?”

***

Saat masih bekerja di konsultan dahulu, saya beranggapan terjadinya skandal percintaan dalam dunia kerja adalah hal yang tak bisa diterima. Kala itu, saya bekerja di sebuah perusahaan kecil dengan karyawan yang hubungannya sudah seperti keluarga. Dengan karyawan pria yang rata-rata sudah menikah, jelas menutup kemungkinan bagi saya untuk mendapatkan jodoh di perusahaan tersebut. Dan meski hubungan antara kami semua cukup akrab, namun tak pernah terlintas di benak saya akan adanya skandal dalam keakraban tersebut.

Kemudian, ketika saya bekerja di perusahaan yang sekarang, barulah saya tersadar betapa rentannya dunia kerja akan berbagai skandal percintaan ini. Saya seolah mendapat shock teraphy, dan mata saya mulai terbuka. Jika dulu saya bekerja dengan karyawan pria berpenampilan seadanya, maka sekarang saya dimanjakan dengan para karyawan dengan pakaian rapi hingga manajer yang terlihat dua kali lebih gagah dengan dasi mereka. Belum lagi jika para karyawan laki-laki ini berbondong-bondong menuju mushola untuk shalat berjamaah. Semakin bertambahlah nilai mereka di mata saya, dan masa-masa fangirling yang dulu pernah saya lewati di masa sekolah seolah kembali lagi.

Sayangnya, untuk kali ini saya tak bisa menganggap enteng fangirling yang terjadi di dunia kerja ini. Jelas jauh berbeda fangirling yang kita alami di masa sekolah dengan yang kita alami ketika telah dewasa. Di masa sekolah, fangirling mungkin hanya akan membuat saya semakin bersemangat untuk datang ke sekolah hanya untuk memandang sang idola bermain basket. Saya tak perlu risau akan menyakiti hati siapapun karena yang saya alami hanyalah kekaguman sesaat. Adapun untuk dunia kerja, fangirling bisa jadi membuat saya bertingkah seperti Marja dan mungkin mendapat pertanyaan yang sama seperti yang diucapkan Khan pada Marja.

Kembali lagi ke Marja, jika ia boleh melakukan pembelaan, maka mungkin inilah yang menjadi pembelaannya. Rangga merupakan pria tampan dan cerdas. Dia merupakan yang terbaik dibandingkan teman-teman pria Marja yang lain. Lebihnya lagi, Marja tahu Rangga adalah seorang suami yang setia dan mencintai istrinya. Sebagai seorang wanita, tentulah wajar jika Marja menginginkan pria seperti Rangga untuk dirinya.

Namun di sisi lain, Marja juga punya pilihan. Apakah ia memilih mengejar Rangga dengan segala konsekuensi yang ada, atau mundur dan merelakan perasaannya? Dan untuk saya sendiri, saya pun percaya cinta juga memiliki pilihan. Kadang ada masanya kita mencintai orang yang (kita anggap) benar namun di waktu yang salah. Bahkan bisa juga kita mencintai orang yang salah di waktu yang salah. Untuk kedua kondisi tersebut, setidaknya kita memiliki dua pilihan. Meneruskan, atau menghentikannya. Dan di atas semua itu, Allah-lah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita.

23 pemikiran pada “Memilih Cinta

  1. Yan, fangirling itu apaan, ya? Kok baru sekarang denger… πŸ™‚
    Kenapa ada ayat Al Quran yg memperbolehkan laki2 mempunyai istri sd 4 biji itu konon katanya, salah satunya karena jumlah populasi perempuan lebih banyak drpd laki2. Katanyaaaaaa…. πŸ™‚
    Cuma kalo diskusi ttg poligami ini seru2 gimanaaaa gitu ya. Seru krn boleh, tapi kalo boleh jujur, nggak ada satu istri pun yg mau dipoligami, hihihi…

    • fangirling itu ngefans, mba. itu bahasanya para penggemar korea. hihi
      iya saya setuju pendapat mba soal poligami. saya nggak menolak hal tersebut dibolehkan, tapi kayaknya bakal nolak kalau dipoligami. heuheu

  2. ehhhm susah juga mba aya, kita tidak bisa memilih A atau B kalau hati sudah berkata..
    kadang di dunia nyata kita pasti menyudutkan sosok Marja, tanpa tau apa yg ingin dan diharapkan Marja sendiri.
    Dunia aku juga penuh godaan tidak munafik sesekali mengagumi namun jangan sampai main hati…
    ( itu menurut saya ya ..)

    • Iya, mbaa. Batasnya hanya sampai mengagumi dalam diam kalau kata saya. Harus dipikirin juga perasaan perempuan yg lebih berhak atas dirinya dan bayangkan kalau kita di posisi dia πŸ™‚

  3. Kalo seperti Marja mungkin saya bakalan banyak-banyak minta petunjuk pada Allah dan menjaga jarak dg Rangga. Kondisinya sulit sih nggak baik utk kesehatan perasaan hehe, seperti yg mbak bilang kadang cinta itu nggak kenal sikon :)…

  4. Kalo aku jadi Marja aku pilih mundur, berat sih tapi kalah cepet dia. Aku jg suka liatcowok yg pake setelan kerja berbondong-bondong ke mesjid, rasanya pengen nyolong sendal jepitnya pas lg pd sholat huahaha

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s