Sudah hampir empat bulan sejak saya dan teman-teman yang lain bergabung di perusahaan yang sekarang. Seperti diketahui, hi hari kedua kami bekerja, pihak perusahaan langsung mengirim kami ke departemen-departemen tempat ilmu dan kemampuan kami diperlukan. Saya dan dua orang lain di departemen Aset, beberapa di Transmisi, beberapa di Produksi, dan satu orang di Keuangan.
Untuk mempererat hubungan antara kami semua, seorang teman kemudian membuat grup di Whatsapp khusus untuk angkatan kami. Sayangnya tidak semua teman satu angkatan bergabung di grup ini. Beberapa teman tidak memiliki akun whatsapp, sementara yang lain mungkin terlalu sibuk dengan tugasnya sebagai operator sehingga memilih tak bergabung.
Saya sendiri, hingga bulan ke empat bekerja, masih berusaha beradaptasi dengan orang-orang dan ritme kerja di divisi tempat saya ditempatkan. Alhamdulillah hingga hari ini mereka semua memperlakukan saya dan teman-teman dengan cukup baik, sehingga kami merasa cukup nyaman dalam bekerja. Saya sendiri merasa cukup beruntung karena berada satu departemen dengan salah satu teman SMA, yang tentunya sangat membantu saya dalam proses adaptasi ini. Untuk saat ini, proses adaptasi ini juga masih terus berjalan mengingat adanya penambahan pegawai baru dan pergantian supervisor serta manajer.
Dalam proses adaptasi ini sendiri, saya sempat dibuat terkejut saat salah satu rekan kantor dengan jujurnya menyampaikan kesan yang ia dapat dari saya selama beberapa bulan bekerja. “Antung itu kalau kerja suka teriak-teriak sendiri,” begitu katanya. Jujur awalnya saya tidak percaya dengan apa yang diucapkan rekan senior tersebut, mengingat saya sudah berusaha untuk menampilkan sosok yang tenang dan pendiam (pencitraan :D). Namun kemudian, penyataan tersebut diperkuat oleh rekan saya yang lain. “Iya, kamu itu kadang suka ngomong sendiri. Aku aja kadang bingung kamu ngajak ngomong aku apa nggak, sih?” katanya.
Karena masih tak percaya dengan kata-kata dua rekan senior itu, saya pun bertanya pada dua teman saya yang sama-sama berstatus pegawai baru. “Kakak itu terlalu ekspresif. Bapak X aja sampai bengong waktu melihat pian tiba-tiba teriak sendiri di depan handphone,” katanya waktu itu, yang sukses membuat saya tertawa hambar. Jadi, bisa dibilang selama dua bulan saya berstatus pegawai baru saya dengan sukses menampilkan diri saya sebagai seorang yang: tidak bisa lepas dari ponsel, spontan dan kadang berbicara pada diri sendiri. Well, kalau boleh jujur, ini bukanlah pencitraan yang saya cita-citakan.
Saya sendiri juga bukannya tidak mengetahui kebiasaan aneh dan spontanitas saya tersebut. Bahkan sejak di kantor lama, teman-teman selalu berkata kalau saya punya kebiasaan ngomel-ngomel pada barang, entah itu monitor atau printer. Saya tidak tahu sejak kapan kebiasaan ini bermula. Namun yang lebih membuat saya bingung, mengapa seorang yang semasa kecilnya dikatakan pendiam seperti saya bisa memiliki kebiasaan seperti itu?
Hingga saat ini, saya masih meyakini kalau saya adalah seorang yang intovert. Saya mungkin akan dengan santainya menyapa seorang tak dikenal yang duduk di samping saya dan mengajaknya mengobrol. Namun di lain pihak, saya mungkin akan lebih banyak diam jika berkumpul dengan orang banyak atau orang-orang yang tidak saya kenal. Adapun pencitraan saya yang gagal, yah semoga ke depannya saya bisa menguranginya, atau siapa tahu ada kebaikan dari kebiasaan aneh tersebut untuk saya.
Menjaga sikap itu memang dibutuhkan utk pencitraan diri, sayangnya ada sikap yg diluar kendali kita ya…
Iya. Kalau mengutip di serial sherlock, kita akan menjadi diri kita sendiri saat kita merasa orang lain tak melihat kita. Jadi bisa jadi saya merasa orang tidak memperhatikan saya, padahal ternyata sebaliknya
Sepertinya banyak yang punya akun whatsapp ya.
Antung (ikut ikutan) kerja di bidang apa?
Kalau di sini iya, mba. Tapi ada juga yg pakai line atau bbm. Klo di amerika biasanya makai apa, mba? Saya kerjanya di penyediaan air bersih
Kalau di Amerika biasanya make apa, maksudnya kebanyakan orang Amerika atau aku aja? Kalau kebanyakan orang Amerika, aku gak tau. Barusan aku tanya ke anakku, katanya sih Skype populer di sini.
Aku juga gak punya whatsapp, sering banget ditanyain teman2 di Indonesia maupun teman2 Indonesia yang di Amerika “punya whatsapp ndak?”
Kudu pake smartphone kan ya?
Iya, mba. Whatsapp harus pakai smartphone. Kalau nggak salah whatsapp penggunanya yang terbanyak. Soalnya paling cepat nyambungnya. Skype seringnya dipakai buat video call kan ya?
Gak juga, buat nelpon biasa juga bisa kok.
Aku nelpon ke rumah Indonesia pake skype, bayar sih. Kalau punya skype, enggak.
Ibuku gak bisa komputeran, jadi ya nelpon ke telpon rumah.
Skype juga bisa dipake SMS’an, dan bisa disetting mau nampilin nomer yang tampil di layar si penerima adalah nomer hape kita. Biar si penerima gak bingung, “ini nomer siapa ya.”
Hmm saya pikir buat video call doang. Hehe.
kalau ndak salah ada teori kepribadian yang menerangkan ada sisi di mana orang lain yang tahu dan malah kitanya sendiri yang ndak tahu kalau kita punya karakter tertentu… tapi ya yang paling tepat kan kita mengetahui apa apa saja sebenarnya karakter diri kita, jangan sampai malah orang lain yang tahu doang kan ya…
Iya, idealnya sih gitu ya, nas. Tapi yang penting bagiku sekarang aku tahu kesan mereka ttg aku π
yap itu yang jadi hal pentingnya.. agar bisa lebih beradaptasi lagi lebih baik… π
Yup π
hhhmmm…… suka ngomel2 sama barang ternyata…. kasihan itu keyboard dan monitor… nggak salah tapi kena marah
mungkin dulu masih kecil belum punya cara pelampiasan kali π
Iya kayaknya. Waktu kecil saya pendiam banget
sya jga bukan orang yg terlalu dominan dlm komunikasi verbal disebuah komunitas yg terdiri dr bnyk org.
Tosss. Bahkan di grup online pun saya sangat pasif π
Semoga mencintai dan menikmati pekerjaan yang baru.
Amiiin. Makasih, mas π
Kadang kita suka ga nyadar sama sikap spontanitas kita itu yah, hihi. di luar alam bawah sadar soalnya π
Yup. Dipikir nggak ada yang merhatiin soalnya. Hehe
ikutan ngakak juga jadinya baca ini, apalagi bayangin mbak yana ngomelin komputer, hihi..
Yang paling sering itu printer sih. Hihi
Semoga betah di tempat yg baru, dan menyukai pekerjaan yg dihadapi dan punya rekan kerja yang baik…
Amiin. Makasih, teh π
Wah suka ngomong sendiri? Ati2 ada yang meladeni lho. Hiiiii *malam2 jangan dilakukan.
Yg penting be urself aja. Yg buruk pelan2 dihilangkan
Hihihi. Alhamdulillah sampai hari ini belum pernah kejadian, mba. Yang kadang bikin bingung orang itu saya nanyain pertanyaan trus saya sendiri yang jawab π
hahaha… saya aja lgs ngikik.
Haha π
Hehehe
suka ngomong sendiri ? lha koq kayak seno waktu kecil..suka ndalang sendiri, skdng smp udha gak ngomong sendiri, tp suka asik mainin benda2 di tangan…
ini apa ya namanya…eh koq malah nanya hehehe
Kalau anak kecil kan kadang punya teman khayalan gitu, mba. Kalau saya emang benar-benar ngomong buat diri sendiri. Contohnya saya nanya gini, “kenapa ya jadi gini” trus orang di samping saya noleh dan mendapati saya melototi komputer π
Jangan2 Mbak juga punya teman imajiner sampe skrng π
Saya malah nggak punya, mba π
aku kayaknya mirip kamu deh yan, bisa negor orang yang baru kenal langsung tapi lebih sering diem kalo lagi rame2 banget trus banyak yang gak kenal gitu
Kirain sama-sama suka bicara sendiri, mbak. Hehe
Pencitraan Anda gagal rupanya. Haha *ups
Mbak itu ekstrovet kalau :
Saya mungkin akan dengan santainya menyapa seorang tak dikenal yang duduk di samping saya dan mengajaknya mengobrol.
π
Tapi kalau banyak orang aku seringnya diam loh
*ngotot introvert
-_-‘
suka ngomong sendiri itu katanya ciri khas orang audio..bener gak?
kalau ekspresif…emm..kalo bosan kerja kantoran mending main serial drama aja ya hehehe peace
wah, aku kurang ngerti soal orang audio atau visual. hehe
ekspresif itu kata temanku. aku sih lebih memilih kata spontan π
spontan uhuii
jangan kebablasan pencitraannya mba. bisa capek sendiri. hehehehe.
lebih enak jadi diri sendiri kan. semoga betah ya mba. sama2 masih baru nih. di sini saya juga masih adaptasi.
Iya, lebih asik memang jadi diri sendiri. Tapi jadinya orang melihatku sebagai orang yang aneh π
Gpp mba. Utk awal mungkin mereka masih perlu adjust juga. Tapi mba harus jelaskan juga kenapa gitu.
Iya. Semoga mereka bisa mengerti aja π
Amin.
Bercitra emang itu perlu kok, dan bercitra itu tak selamanya buruk π
Yup. Kata orang kan kesan pertama cukup menentukan π
Hari gini orang pada heboh ya ngomongin pencitraan. Apalagi deket2 pemilu gini. Hi…hi…
Iya, mbak. Kalau nggak saah sejak SBY jadi presiden kata pencitraan ini mulai populer yak?
Yah, gagal deh pencitraan nya…
Tapi memang terkadang masukan dari orang lain itu perlu,lho. Untuk lebih memahami bagaimana orang lain melihat kita. Tapi, juga jangan terlalu tergantung sama pandangan orang lain, karena nantinya malah kita tidak menjadi diri sendiri. CMIIW…
Iya, biar kita bisa lebih memperbaiki diri π