Cerita sebelumnya di sini.

Sembilan tahun yang lalu, Adam hadir dalam kehidupan Selina. Saat itu dirinya masih berusia enam belas tahun, kelas satu SMA di salah satu sekolah menengah di kotanya. Saat itu Selina juga baru saja mengetahui kekuatan yang dimilikinya. Dan layaknya anak gadis lain yang baru saja mendapatkan kemampuannya, Selina dikirim ke sekolah umum di mana tak seorang pun mengenalnya. Kata ibunya, hal ini bertujuan agar Selina bisa membaur dengan orang-orang biasa dan juga tidak terlalu bergantung dengan kekuatan barunya.

Adam sendiri merupakan teman pertamanya di sekolah tersebut. Kala itu, Selina sempat dibuat tertipu dengan penampilan Adam yang cungkring dan terlihat nerd. Setahu Selina, orang dengan penampilan seperti ini biasanya pendiam dan sibuk dengan dunianya sendiri. Pilihan yang sangat tepat untuk dirinya yang Karena itulah Selina kemudian memilih duduk di sampingnya di hari pertama sekolahnya. Nyatanya, Adam merupakan kebalikan dari perkiraan Selina. Bahkan saat Selina baru meletakkan tasnya di meja pun pemuda itu sudah menunjukkan “kecerewetannya”. Parahnya lagi, Adam bahkan dengan cepat mengetahui kemampuan yang dimiliki Selina.

“Kamu keturunan Aluvian, ya” tanya Adam hanya dua minggu setelah perkenalan mereka. Aluvian merupakan sebutan bagi kaumnya, yang dianugerahi beberapa kemampuan khusus.

(lebih…)