Ada dua berita yang saat ini bisa dibilang selalu sukses membuat saya shock dan banyak berpikir. Keduanya sama-sama merupakan lambang dari perpisahan, dan jelas bukan berita yang ingin kita dengar dari pihak manapun. Kedua berita tersebut adalah kematian dan perceraian.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menulis tentang dua orang teman masa kecil yang meninggal di usia mereka yang baru menginjak tiga puluh. Yang satu karena sakit jantung. Yang lain karena kanker hati. Saat mengetahui berita tersebut, hal yang terpikir di kepala saya adalah, “Ya Allah mereka begitu muda. Kenapa begitu cepat Kau memanggil mereka?” Saya juga terpikir bagaimana jika giliran berikutnya adalah saya? Apakah saya sudah siap dengan bekal saya? Lalu, apakah nantinya saya akan meninggal dalam keadaan husnul khotimah atau sebaliknya? Sungguh ya, memikirkan semua pertanyaan itu cukuplah membuat saya diam sepanjang hari.
Adapun tentang perceraian, jelas ini juga bukan hal baru. Di televisi kita bisa menyaksikannya melalui infotainment lengkap dengan dramanya. Di lingkungan sekitar saya juga, berita perceraian ini bukan hal yang baru lagi. Beberapa teman masa kecil saya malah juga mengalaminya. Namun alhamdulillah sekarang mereka sudah menemukan jodohnya lagi. tinggal saya yang satu kali aja belum :D.
Jika ditakar-takar, mungkin kadar keterkejutan saya akan berita perceraian sedikit berada di bawah berita kematian. Namun, setiap kali berita itu sampai ke telinga saya, tetap saja akan muncul pertanyaan. “Kok mereka bisa cerai?” Dan pertanyaan ini akan semakin panjang ketika saya tahu yang bercerai ini adalah orang yang saya anggap baik dan mengerti agama. Maksud saya, mereka kan tahu teorinya, punya bekal yang cukup untuk membina rumah tangga. Kok masih bisa cerai juga? Salahnya di mana? Mungkin saya terlalu hitam putih dalam memandang masalah perceraian ini. Namun itulah yang sempat terjadi. Dan kalau boleh jujur, pertanyaan seperti ini cukup untuk membuat saya (lagi-lagi) takut dengan yang namanya pernikahan.
Meski begitu, seiring perjalanan waktu saya pun mulai berpikir.
Oh, ya. Perceraian kan bisa terjadi pada siapa saja. Tidak memandang apakah yang bercerai ini memang orang yang “kurang baik” atau bahkan mereka yang mengaji ilmu agama. Entah apa ini yang disebut takdir atau bukan. Yang jelas mereka yang bercerai ini pasti sudah berusaha untuk mempertahankan pernikahan mereka bukan? Dan seperti kata orang-orang, saat kita dipisahkan dengan sesuatu, maka itu artinya jodohnya sudah habis. Dan mungkin, setelah ini akan disiapkan jodoh lain yang lebih baik dari jodoh sebelumnya.