[Review] Raanjhanaa

That’s it.

That was my story.

A girl sitting besides me.

Few doctors, who were hoping to save me.

A friend, who was insane.

Another girl, who dedicated her life to me.

My mom, dad, and the lanes of Beneras.

And my body, that had left me.

And my chest, where the fire was still raging.

Baca lebih lanjut

Ketemu Desi dan Fatah

Grand City Surabaya sejatinya adalah tempat pertama yang saya kunjungi saat pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya (selain rumah Nabila dan hotel). Tempat ini menjadi pilihan Fatah untuk mempertemukan saya dan Desi yang kebetulan hari itu juga tiba dari Yogyakarta. Pertimbangannya kala itu, Grand City terletak di dekat stasiun Gubeng sehingga akan memudahkan Desi untuk mendatangi kami setelah dia tiba di stasiun.

Rencana awal sendiri, kami akan bertemu sekitar pukul 3-4 sore. Namun rencana berubah karena ternyata begitu tiba di Surabaya, kami bertiga tidak langsung diantar mencari hotel, melainkan mampir dulu ke rumah orang tua Nabila, sang pengantin perempuan. Yah, namanya juga numpang mobil orang jadi harus ngikut yang bawa mobil dong. Masih mending juga kami dijemput. Hehe. Di rumah Nabila, kami makan siang, shalat dan istirahat sebentar sebelum akhirnya berangkat lagi menuju pusat kota dalam rangka mencari hotel.

Karena kediaman orang tua Nabila terletak di daerah Djuanda, maka perlu waktu satu jam (lebih?) untuk tiba di hotel. Untungnya setelah berkomunikasi lewat whatsapp dan sms, baik Desi maupun Fatah menyebutkan kalau mereka akan berada di Grand City sampai malam, jadi saya tak perlu khawatir kopdar pertama kami akan gagal 🙂

Baca lebih lanjut

[Ma’had] Itsar

Kemarin sore, usai mengikuti tes sand cone di salah satu lokasi jalan yang saya awasi, saya langsung melajukan motor saya menuju ma’had untuk menyetor hafalan. Sebenarnya hari itu saya tak terlalu siap dengan hafalan yang harus saya setor. Selain itu  Namun mengingat minggu sebelumnya saya sudah absen dua hari berturut-turut, maka mau tak mau saya harus masuk minggu ini. Yah, setor muka istilahnya 😀

Pukul lima kurang, saya tiba di ma’had. Sudah ada beberapa teman di ma’had, namun sepertinya belum ada satupun yang menyetorkan hafalannya. Ustadzah Ihsan sendiri tampak masih sibuk bertukar pikiran dengan Nooril, salah satu peserta ma’had.

Baca lebih lanjut

Berwisata ke Jatim Park 2

Saat memutuskan mengikuti adik saya pergi ke Surabaya, ada banyak rencana di kepala saya. Ingin ke Jogja, muter-muter di Surabaya, ke Malang, dan tentunya ketemu dengan teman-teman yang saya kenal di dunia maya. Namun rupanya, rencana tinggal rencana. Adik saya tidak mau diajak jalan-jalan, plus Dian juga tak cukup sehat selama perjalanan kami. Maka akhirnya saya pun mulai menata ulang rencana menghabiskan waktu di Surabaya.

Untungnya saat kopdar dengan Ino di hari Sabtu, ibu guru yang satu ini bersedia menemani saya berwisata ke Jatim Park 2 di kota Batu. Jadilah keesokan harinya, saya pagi-pagi berangkat ke terminal Bungurasih, menunggu Ino selama beberapa menit, dan akhirnya bersama-sama kami berangkat ke kota Malang dengan menggunakan bus. Sesampai di terminal Arjosari, kami kemudian naik angkot ADL menuju terminal Landungsari. Dari sana, lagi-lagi kami naik angkot yang langsung membawa kami ke depan pintu masuk Jatim Park 2.

Tepat pukul sepuluh, saya dan Ino tiba di depan Jatim Park 2. Berhubung kami datang di hari Minggu, maka masing-masing dari kami harus membayar Rp. 90.000,00 untuk bisa menikmati petualangan di Museum Satwa dan Batu Secret Zoo. Untuk hari-hari biasa (Senin s/d Kamis), tiket masuk yang dikenakan lebih murah lagi, yakni Rp. 65.000,00 saja.

Baca lebih lanjut

Perkara Mimpi

Tadi malam saya bermimpi. Bukan mimpi penting sebenarnya. Hanya saja tetap saja mimpi itu cukup menganggu saya. Yah, semoga saja berharap mimpi yang saya alami tadi malam bukanlah pertanda apa-apa.

Perkara mimpi sendiri, sebenarnya saya termasuk yang percaya kalau mimpi bisa jadi pertanda untuk berbagai kejadian dari hidup kita. Pernah dengan kata dejavu? Katanya, dejavu itu bisa berasal dari mimpi yang pernah kita alami. Entah itu benar atau tidak, saya sendiri beberapa kali cukup sering mengalami kejadian yang kalau saya ingat pernah saya alami dalam mimpi.

Ada juga mimpi yang menjadi gambaran masa depan. Misalnya, dulu waktu saya mendaftar di kampus tempat saya kuliah, sesudah UMPTN saya sempat bermimpi kalau saya berada satu kampus dengan pemuda yang sejak SMP saya taksir. Dan ternyata, memang benar. Baik saya maupun dia diterima di jurusan Teknik Sipil kampus kami. Padahal seingat saya, dulu saya tak tahu kalau dia mengambil jurusan yang sama dengan saya.

Baca lebih lanjut