Grand City Surabaya sejatinya adalah tempat pertama yang saya kunjungi saat pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya (selain rumah Nabila dan hotel). Tempat ini menjadi pilihan Fatah untuk mempertemukan saya dan Desi yang kebetulan hari itu juga tiba dari Yogyakarta. Pertimbangannya kala itu, Grand City terletak di dekat stasiun Gubeng sehingga akan memudahkan Desi untuk mendatangi kami setelah dia tiba di stasiun.
Rencana awal sendiri, kami akan bertemu sekitar pukul 3-4 sore. Namun rencana berubah karena ternyata begitu tiba di Surabaya, kami bertiga tidak langsung diantar mencari hotel, melainkan mampir dulu ke rumah orang tua Nabila, sang pengantin perempuan. Yah, namanya juga numpang mobil orang jadi harus ngikut yang bawa mobil dong. Masih mending juga kami dijemput. Hehe. Di rumah Nabila, kami makan siang, shalat dan istirahat sebentar sebelum akhirnya berangkat lagi menuju pusat kota dalam rangka mencari hotel.
Karena kediaman orang tua Nabila terletak di daerah Djuanda, maka perlu waktu satu jam (lebih?) untuk tiba di hotel. Untungnya setelah berkomunikasi lewat whatsapp dan sms, baik Desi maupun Fatah menyebutkan kalau mereka akan berada di Grand City sampai malam, jadi saya tak perlu khawatir kopdar pertama kami akan gagal 🙂