Waktu menunjukkan pukul delapan kurang lima belas ketika kami tiba di pintu masuk mesjid Agung Surabaya. Tak banyak orang di area mesjid. Dan di sekitar kami, tampak orang-orang masih sibuk dengan kegiatan olaharaga pagi mereka. Tak ingin ketinggalan acara, kami pun bergegas memasuki pintu gerbang mesjid terbesar di Surabaya tersebut.
Setelah berputar-putar di area mesjid, kami akhirnya bertemu dengan rombongan mempelai yang rupanya juga baru tiba. Adik saya menyempatkan diri berfoto dengan mempelai wanita, yang merupakan sahabatnya sejak masih SMA. Saya sendiri lebih banyak mengabadikan bagian-bagian dari mesjid melalui kamera ponsel dan kamera saku saya.
Sekitar pukul delapan lebih sedikit, acara pun dimulai. Sebelumnya, para tamu diminta mengiringi mempelai dan rombongan memasuki mesjid. Tak banyak tamu yang diundang untuk akad nikah hari itu (14/09/2013). Mungkin hanya keluarga dan sahabat dekat dari masing-masing mempelai yang berkumpul untuk menyaksikan prosesi sakral tersebut.
Usai akad nikah, kami memutuskan menghabiskan waktu di City of Tomorrow, sebuah mal yang berada tak jauh dari mesjid. Keputusan diambil mengingat hotel tempat kami menginap berada di pusat kota Surabaya, dan karena malamnya resepsi akan dilangsungkan, makan kurang efisien rasanya jika kami kembali ke hotel. Sesampai di mal, adik saya dan temannya, Dian, memilih untuk menonton film yang diputar di studio 21. Saya sendiri, akhirnya berhasil bertemu dengan satu lagi ex-MPer yang tinggal di Sidoarjo, Ino, yang bersedia meluangkan waktunya menemani saya hari itu.
Pukul empat, kami kembali ke mesjid Agung. Di aula Marwah (apa Shafa, ya?) tampak sudah dilakukan persiapan untuk resepsi. Foto prewedding dipajang di depan pintu masuk. Stand-stand makanan juga mulai disiapkan. Dan tentunya tak lupa kursi-kursi serta pelaminan untuk kedua mempelai. Kami sendiri langsung menuju ruang tunggu yang berada di belakang untuk sekadar istirahat dan sedikit berhias.
Pukul delapan malam, acara resepsi dimulai. Sebelumnya, dilakukan foto-foto bersama anggota keluarga besar kedua mempelai. Tak lama, tamu-tamu pun berdatangan. Mempelai yang sebelumnya bersembunyi di belakang kemudian berjalan memasuki ruangan.
- mejeng dulu sebelum masuk mesjid
- ternyata banyak yang olahraga di depan mesjid
- tukar cincin
- foto bareng
- selesai acara
- dian dan adik saya, nissha
- ke menara mesjid
- surabaya dari menara mesjid
- sore sebelum resepsi
- persiapan resepsi
- foto prewed-nya cakeppp
- suvenir pernikahan
- suvenir pernikahan
- pas resepsi
- kebab
- dekorasi resepsi
- pelaminannya
- foto-foto sebelum tamu datang
jadi inget jalan pertama ke Surabaya..
cuman buat NUMPANG TIDUR abis itu langsung ngacir ke Bandung -_____-“
dulu juga aku ke surabaya cuma buat numpang tidur. hihi
sama ternyata… :))
dan hampir ketinggalan kereta karena tidurnya keboo =))
haha. untung sempat bangun ya 🙂
tujuan utamanya ini ya mbak, menghadiri resepsi?
yoii. sebenarnya awalnya adik saya mau berangkat sendiri. tapi kemudian saya ikut sekalian jalan-jalan 😀
jadi mbak adalah tamu tak diundang yah? 😀
emm.. gimana yah? saya sepaket sama adik saya. hehe
*jangan-jangan betulan tamu nggak diundang
sepaket?
ngundang satu, berarti ngundang keduanya… gitu yah?
ntar, saya tanya adik dulu kemarin dia ngundang adik gimana. boleh bawa teman apa nggak ya?
😀
dibahas serius ternyata
iya dong. kan nggak boleh datang ke walimahan kalau nggak diundang
apalagi makan makanannya yah?
😀
iya, kan?
iya. karena tuan rumah menyiapkan hidangan itu untuk orang-orang yang diundangnya
langsung catat
apanya yang dicatat?
Alasan knp ga boleh makan-makanannya
eh… tapi itu cuma yang saya dengar aja yah… belum nemu dalilnya
klo nemu kasih tau yaa
nggak mau janji
yah..
ya repot kalau saya lupa. mending nggak usah janji
*cari aman*
Iya. Ngerti kok
udah saya tanyain. katanya saya dan dian udah termasuk undangan
*lega
😀
syukurlah….
satu kali mendayung…dua tiga pulau terlampaui.. 😀
yup! 🙂
sempetsempetnya ke menara 😀
bayar 5000, bang. trus di sana ternyata banyak anak sekolahan lagi nongkrong 🙂
waduh kirain pada berdiri.. kok pada nongkrong sih.
emang kalo nongkrong sampe gak ke jendela buat ngeliat surabaya 😀
mereka pada duduk lesehan sambil nyanyi-nyanyi, bang. kalau yang cewek berdiri sih sambil liat-liat pemandangan. banyak angin di atas 🙂
ih… tadi bilangnya nongkrong 😀
hehe.. salah redaksi ya, bang 😀
suvenirnya dua ya?
itu ganti baju dimana waktu resepsi? emang hotel jauh? kenapa pilih hotel jauh dari tempat resepsi?
terus ketemu fatahnya kapan? bukan saat menunggu resepsi gitu?
foto prewednya gede ya.. dan pengantinya ga pake baju adat saat resepsi gitu, gaunnya putih ya..
iya, mba. yang putih itu bentuknya gigi soalnya teman adik saya itu dokter gigi
ganti baju di toilet mesjid di atas, pas sore balik ke mesjidnya. kalau ketemu fatah udah hari sebelumnya pas datang ke surabaya.
kemarin awalnya mau dicariin hotel dekat mesjid, cuma pertimbangannya kan adik saya mau belanja di kota, jadi akhirnya pilih hotl di pusat kota.
itu baju pengantinnya bikin sendiri euy. cakeeeep 🙂
Surabaya puanas…cuma betah 2 hari doang mbak ^^
pas kemarin itu kyknya sama aja dengan kota saya, mba. jadi berasa biasa aja 🙂
wah bisa ke menara juga yaa…
Iya, bisa. Naik lift, bayar 5000 🙂
pasti view nya bagus banget apalagi kalo liatnya malem 😀
Yup. Baguus. Bisa liat surabaya dari atas
Aula masjidnya bagus banget ya… kyk aula hotel aja…
Iya. Besar banget juga mesjidnya 🙂