Saya memiliki seorang teman. Sebut saja namanya X. Dia adalah salah satu teman kuliah saya semasa di fakultas teknik dulu. Tingginya seratus tujuh puluh, berwajah tampan dengan status Pegawai Negeri Sipil pada sebuah dinas di kabupaten.
Selama kami kuliah dulu, sebenarnya saya dan dia tak terlalu akrab. NIM saya dan dia yang terpaut cukup jauh membuat saya sangat jarang satu kelas dengannya. Selain itu juga memang pada dasarnya di juga tidak terlalu bergaul dengan perempuan sehingga pada akhirnya saya hanya tahu sedikit tentang dirinya.
Keakraban kami sendiri baru dimulai ketika kami sudah sama-sama bekerja. Dia mulai sering menyapa saya di facebook dan saya pun mulai bercerita padanya. Tambahan lagi saat itu kondisi saya dan dia juga sama-sama baru ditinggal kawin mantan, sehingga membuat saya merasa cukup nyaman berkeluh kesah padanya. Sayangnya, satu kali saya sempat mengucapkan pernyataan yang tidak ia suka dan membuat dia marah. Sejak saat itu saya lebih berhati-hati untuk berbicara padanya.