Satu minggu setelah kematian Dewi istrinya, seeokor kucing datang ke rumah tempat Haris tinggal. Saat itu ia baru saja tiba di rumahnya, setelah seharian berada di makam sang istri. Sebelum berangkat, seluruh pintu dan jendela pada rumah mungil yang ditempatinya selama 3 tahun terakhir tersebut sudah terkunci rapat. Karena itu jelas tak mengherankan jika Haris terkejut setengah mati ketika mendapati seekor kucing melingkar dengan nyaman di salah satu pojok tempat tidurnya. Kucing tersebut berbelang tiga, dengan bagian perut yang membesar.
“Hush… hush… hush!!”
Serta merta Haris berusaha mengusir kucing tersebut dari tempat tidurnya. Tangannya sibuk menepuk-nepuk permukaan tempat tidur, hingga akhirnya si kucing terbangun. Matanya yang berwarna kuning menatap Haris dengan tatapan bertanya.
“Kucing siapa kamu?! Enak saja kamu tidur di tempat tidurku. Sana pergi!!” Ucap Haris kemudian. Seolah mengerti dengan ucapan pria paruh baya tersebut, si kucing pun beranjak dari tempat tidur dan melompat keluar dari jendela rumah yang terbuka.