Rencana Perbaikan Jembatan

Jembatan di depan gang tempat saya tinggal kondisinya kini sangat memprihatinkan. Kayunya mulai lapuk, paku pada papan lantai sudah mulai lepas, begitu pula dengan papan sandaran jembatan. Bahkan tiang-tiang untuk papan sandaran itu juga sudah menghilang entah ke mana. Setiap kali saya melewati jembatan itu, ada rasa khawatir dalam diri saya kalau-kalau saya salah belok dan akhirnya nyemplung ke sungai yang ada di bawah jembatan.

Nah, berhubung akhir tahun ini kantor saya dapat proyek Penunjukan Langsung dari Dinas Bina Marga untuk Pengawasan Rehabilitasi Jembatan di beberapa lokasi di Banjarmasin, maka saya tanyakanlah perihal kemungkinan jembatan di depan gang untuk direhabilitasi.

“Oh, itu sudah kami masukkan dalam daftar perencanaan. Tapi yang PL (Penunjukan Langsung) aja,” begitu jawab salah satu staf teknis pada saya kala itu.

“Kalau begitu kapan jembatannya diperbaiki?” tanya saya kemudian.

“Ya nunggu usulan dari warga situ dulu. Kalau mau cepat suruh RT di tempatmu bikin surat usulannya, trus masukin ke sini.”

Mendengar hal tersebut, lekas saya menghubungi ibu saya di rumah, menyampaikan apa yang sudah dikatakan pegawai PU tadi untuk disampaikan pada RT di tempat kami tinggal. Besok harinya, surat usulan tersebut sudah selesai dibuat, dan langsung saya antar ke Dinas Bina Marga.

Tak lama, saya mendapat berita baik. Jembatan yang ada di depan gang saya itu akan diperbaiki tahun ini juga. Namun yang membuat saya lumayan kecewa adalah besaran nilai rehabilitasi itu yang kelewat kecil. Ini saya ketahui ketika tanpa sengaja bertemu dengan kontraktor yang rencananya ditunjuk untuk memperbaiki jembatan tersebut.

“Nilainya kecil sekali! Aku nggak berani ngambil.” begitu katanya, yang semakin membuat saya merasa kecewa. Bayangkan saja! Dengan kondisi papan-papan yang sudah hampir lepas, bagaimana mungkin memperbaiki jembatan tersebut dengan anggaran sebesar itu? Apakah kontraktor diminta untuk memakai kembali kayu yang sudah lapuk tersebut? Sungguh saya tak habis pikir. Sementara jembatan di depan Kantor Lurah yang juga saya awasi, nilai perbaikannya di hampir dua kali lipat padahal ukurannya lebih kecil dari jembatan di depan gang saya.

Sebenarnya besaran nilai yang kecil juta itu sudah bisa saya perkirakan, mengingat ini hanya proyek Penunjukan Langsung. Namun mendapati angka sekecil itu, saya rasanya ingin bertanya pada pihak PU. Kenapa tidak dibulatkan hingga mendekati angka maksimal Penunjukan Langsung untuk merehabilitasi jembatan di depan gang saya? Apakah anggarannya sudah habis? Entahlah.

Jujur selain merasa kecewa, saya juga merasa tak enak dengan Bu RT di tempat tinggal saya. Dia tampak antusias sekali ketika mengabarkan bahwa pihak kontraktor dan PU sudah melapor kepada suaminya berkaitan dengan rehabilitasi jembatan tersebut. Padahal ketika saya bertemu dengan kontraktor tersebut, dia berkata masih ragu untuk mengambil proyek tersebut. Yah, saya hanya bisa berharap semoga perbaikan tersebut bisa segera ter-realisasi, danΒ  besaran nilai rehabilitasi jembatan tersebut bisa dinaikkan sedikit.

28 pemikiran pada “Rencana Perbaikan Jembatan

  1. apa harus ada korban dulu baru jembatannya d perbaiki?
    Knp yaaaaa?? org tuh yeee,, mau berbuat baik harus dinilai dengan rupiah dulu? #apadeh

  2. iya yah kenapa harus pasif untuk proyek kayak gitu? masak harus nunggu diminta baru dipertimbangkan? klo nggak ada yg ngajuin, trus anggaran lari kemana hayooo? jangan jangan…. jangan deh!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s