Unthinkable Things Around Us


Unthinkable Things Around Us adalah sebuah lomba yang diselenggarakan oleh mba Dani dalam rangka upayanya mengajak kita semua untuk bisa mengamati hal-hal kecil di sekitar kita. Hal-hal kecil tersebut tidak harus berupa benda, melainkan juga sosok seseorang di sekitar kita yang mungkin posisinya kecil namun ternyata berjasa besar dalam keseharian kita. Atau bisa juga kebiasaaan-kebiasaan kecil yang tanpa kita sadari ternyata banyak memberi manfaat bagi kita.

Lomba ini dimulai sejak tanggal 26 Juli dan akan ditutup pada 18 Agustus mendatang. Hadiahnya? Ada tiga buah kain batik Jogja, tiga buah kain Sasirangan khas Banjar plus voucher Gramedia. Menarik bukan? Kainnya bisa dipake buat baju lebaran 😀

So, bagi yang berminat untuk mendapatkan tiga macam hadiah di atas bisa segera mendaftarkan tulisannya ke lapaknya Dani, dimana syarat dan ketentuan juga bisa dibaca disana ^_^

***
Nah, ngomong-ngomong soal Unthinkable Things ini sendiri, di lingkungan kerja saya Unthinkable Things tersebut bisa saya gambarkan pada sosok OB kami yang biasa kami panggil Jun. Usianya lebih muda beberapa tahun lebih muda dari saya, tingginya juga tak jauh berbeda dengan saya, namun soal kinerja sepertinya tak perlu diragukan lagi. Bahkan kalau boleh dibilang beban kerja Jun lebih banyak dari saya yang datang ke kantor tinggal duduk dan ngetik.

Meski statusnya sama-sama karyawan kantor, namun perbedaan posisi mau tak mau kadang membuat saya memandang remeh pekerjaannya. Padahal kalau dipikir-pikir, tanpa keberadaan Jun bisa dipastikan kondisi kantor kami akan sangat kacau balau. Dan hal ini terbukti ketika tahun lalu Jun memutuskan untuk pulang kampung selama 3 bulan. Teh hangat yang saya hirup tak lagi seenak biasanya, berkas-berkas fotokopian kadang tak tersusun dengan baik dan permintaan kami akan beberapa barang kadang tak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh OB pengganti yang ada tak secakap Jun dalam bekerja.

Dari sinilah saya menyadari bahwa keberadaan Jun sudah seperti tulang punggung dalam kelancaran operasional kantor. Dan jika mengingat pertengahan bulan ini Jun akan kembali cuti panjang untuk mempersiapkan kelahiran anak pertamanya, kadang saya cuma bisa berkata padanya, “Duh, Jun. Gimana nanti kantor kalau kamu nggak ada?”